Ustad-Ustad Muda di TV yang Bikin ‘Nek’

Melihat ustad-ustad muda yang wara-wiri tampil di TV menimbulkan keprihatinan bagi saya. Bukannya senang, tetapi malu. Malu melihat kelakuan dan gaya ustad yang membuat perut ini mau mual atau istilahnya ‘nek‘. Pengetahuan agama mereka minim, tetapi lagaknya seperti ulama yang mumpuni. Modal mereka kemampaun akting, wajah ganteng, hafal beberapa ayat, dan sedikit bakat orator. Televisi menggenjot mereka untuk menaikkan rating iklan dan itu artinya untung besar bagi pengelola TV. Untuk membuat penonton makin penasaran dan makin menyukai sang ustad, maka sisi kehidupan ustad muda pun diekspos termasuk kisah asmaranya. Kepopuleran sang ustad membuatnya menjadi selebriti dan kisah asmaranya memenuhi acara gosip (infotainment), lengkap dengan foto-foto perempuan yang pernah dipacarinya. Ustad seleb, begitu istilah yang dilekatkan kepada mereka. Bah, semakin muak saja melihat ustad muda semacam itu, jauh dari kesan islami yang menjadi “kedok” da’inya.

Baru kali ini terjadi acara pernikahan seorang ustad muda ditayangkan langsung oleh televisi yang menjadi host sang ustad. Padahal, pernikahan artis kondang saja tidak pernah disiarkan langsung oleh televisi. Karena “mabuk” dalam popularitas, ucapan sang ustad kadang-kadang tidak terkendali. Dalam satu acara gosip dia menyatakan sambil bercanda bahwa kalau ia memberikan ceramah agama maka itu untuk mengejar pahala, tetapi kalau menikahi perempuan maka itu untuk mengejar paha. Hah! Ustad macam apakah yang berucap kalimat yang “jorok” tersebut. Ustad gadungan barangkali.

Tragisnya lagi, pamor sang ustad ini menjadi ternoda ketika mantan istrinya menceritakan aib masa lalu. Sang ustad beberapa kali melakukan hubungan intim dengan mantan istrinya itu karena sudah tidak “kuat” menahan syahwat. Sang ustad yang berkelit dikejar wartawan akhirnya mengaku melakukan itu setelah rujuk, sebuah alasan yang mengada-ada. Anehnya, meski aibnya terbongkar, sang ustad tetap saja makin eksis di televisi dan menjadi idola ibu-ibu majelis ta’lim. Televisi makin untung karena berita-berita tersebut membuat rating sang ustad makin laku.

Jamaaaah… ooo.. jamaaaah…

Ingat dengan slogan di atas? Ustad muda yang satu ini menggunakan lawakan dan akting seperti pemain teater untuk menarik perhatian. Penggunaan humor atau lawakan dalam ceramah agama sudah berlangsung sejak beberapa dekade. Yang mempeloporinya adalah dai sejuta ummat, Zainuddin MZ. Tetapi, humornya masih dalam batas kewajaran dan sangat mengena dengan isi ceramah yang disampaikannya. Lain Zainuddin MZ lain pula ustad asal Sulawesi tersebut. Lawakannya berlebihan dan terkesan dibuat-buat, begitu pula gerakannya seperti sedang berakting. Saya yang menonton menjadi nek, ini tuntunan atau tontonan? Ini ceramah agama atau hiburan agama?

Humor dalam ceramah agama itu ibarat bumbu, jika diberikan dalam takaran yang pas, ia menjadi bermanfaat dan membuat ceramah menjadi enak dan tidak membuat mengantuk. Tetapi jika diberikan dalam takaran yang berlebihan, ia membuat ceramah agama kehilangan tujuannya. Yang ditangkap oleh jamaah adalah kesan menghibur daripada menuntun ketaqwaan kepada Allah SWT. Orang datang ke ceramahnya akhirnya bukan untuk mengaji tetapi untuk mendengar aksi teater dan lawakan sang ustad Naudzubillah.

Saya masih respek kepada ustad-ustad muda semacam Yusuf Mansur, Arifin Ilham, atau Ilham Tanjung, dan dalam batas-batas tertentu kepada Aa Gym dan Ustad Jefry (yang terakhir ini dulu disebut ustad gaul tetapi sekarang saya lihat dia sudah banyak berubah). Ceramah agama mereka bernas dan tidak terkesan dibuat-buat, pengetahuan agamanya lumayan bagus, isi ceramahnya membuat kita banyak merenung, beda benar dengan ustad muda gadungan.

Banyaknya ustad muda gadungan yang bermunculan menjadi selebriti memancing minat banyak anak muda mengadu peruntungan menjadi ustad. Kontes da’i di televisi dibanjiri peminat, tetapi gaya mereka di televisi adalah aktivitas kepura-puraan dan hasil karbitan. Modal mereka adalah kepandaian berpidato yang dibuat-buat meniru da’i kondang dibalur dengan beberapa ayat supaya terlihat lebih religius. Kosong tak bermakna. Karena pemenang yang terpilih didasarkan pada jumlah dukungan SMS yang masuk, maka jangan kaget jika pemenangnya adalah calon ustad yang wajahnya paling ganteng dan secara fisik lebih menarik (baca tulisan pembaca di Hidayatullah tentang hal ini).

Masih lebih baik ustad-ustad tawadhu di kampung-kampung, di pesantren-pesantren, yang ceramah agamanya lebih memikat hati ketimbang ustad muda gadungan di televisi itu. Mereka berceramah bukan untuk meraih popularitas, tetapi memang untuk memberikan tuntunan agama kepada ummat. Mereka mungkin tidak laku untuk tampil di televisi karena penampilan fisik mereka yang kurang memenuhi syarat atau tidak pandai melawak. Tetapi percayalah, substansi ceramah mereka banyak memberikan renungan mendalam untuk dijadikan tuntunan hidup di dunia dan di akhirat.

Pos ini dipublikasikan di Agama. Tandai permalink.

76 Balasan ke Ustad-Ustad Muda di TV yang Bikin ‘Nek’

  1. aerisreyha berkata:

    Betul sekali…
    Terjadi dekadensi pemikiran dikalangan masyarakat saat ini tentang agama

  2. Ikhwan berkata:

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
    Pak rinaldi cuba tengok ustadz yang yang sedang menyampaikan tausyiahnya di salah satu stasiun TV berikut ini : http://www.youtube.com/watch?v=RQGlriWCeRY

  3. Asop berkata:

    Hmmmm kata “nek” setelah saya cek di KBBI, ada lho. πŸ˜†

    Tapi kata “enek” juga ada di KBBI, dan artinya gak jauh beda sama “nek”, yaitu ingin muntah atau jijik. πŸ˜€

    Dalam satu acara gosip dia menyatakan sambil bercanda bahwa kalau ia memberikan ceramah agama maka itu untuk mengejar pahala, tetapi kalau menikahi perempuan maka itu untuk mengejar paha.

    Astaga… kalau yang ngomong ini adalah orang biasa saya tentu bisa tertawa, tapi yang ngomong seorang ustadz…. ck ck ck.. saya sih nepok jidat aja lah…

    • nanda fitri berkata:

      masya ALLAH… -.-”’

    • solihin berkata:

      orang yg paling dibenci allah adlh orang yg suka senang mencari kesalahan dan aib orang lain. dari pada mencari aib orang mendingan perbaiki diri sendiri, itu lebih baik. lgian sperti apakah baiknya anda sehingga anda hanya melihat kesalahan orang lain. atau anda kurang kerjaan kali ya

  4. rani_tea berkata:

    mudah2an para habib yg dah mulai pupuler tidak terbawa arus seperti ini

    aminnn

  5. putra sunda berkata:

    Setuju
    Mudah2an tuntunan tidah menjadi tontonan dan tontonan menjadi tuntunan.

  6. Ping balik: Tontonan VS Tuntunan « Abasosay's Weblog

  7. Fikri berkata:

    Seorang teman pernah mengomentari ajang pemilihan dai di salah satu televisi swasta dengan berujar, “Nggak perlu ikut ajang-ajang seperti itu, jika hanya untuk menjadi seorang entertainer.”
    Wallahu a’lam…. Saya sendiri kurang respect kepada dai yang “suka nampang” di televisi (jadi ingat dengan AA Gym yang pernah “lari” dari layar televisi).

  8. izah berkata:

    ya tidak usah heran lah….dinegara kita ini semuanya serba tidak menentu, sampai2 ustad yang seharusnya membuat kita jadi sejuk dengan tausiahnya malah bikin tambah tidak tentram dengan tambahan gosip pribadinya……perut yang mulas ditambah eneg bisa2 jadi muntaber lho bang……..

    • solihin berkata:

      Knapa kita menilai orang dari negatifnya aja. kok suka bangat siih jelek2kin orang emang apa sih baiknya diri kita’ kesalahan itu wajar itu manusiawi bangat lho masa g ngerti siih.

  9. Isma berkata:

    asalamualaikum,
    ia saya setuju dg tulisan ini, saya kira cuma saya saja yg merasa aneh dan agak geleng-geleng kepala dg ulah ustadz2 muda (yg lebih tua dari saya), saya pun merasa sedih dg tindakan mereka yg telah merubah pandangan masyarakat mengenai ustad yg sesungguhnya, semoga sang “ustadz” tersebut cepat disadarkan oleh Allah agar tidak semakin banyak menimbulkan ulah2 yang menodai makna seorang Ustadz yang sejatinya sgt mulia itu..

    • solihin berkata:

      Tidak ada yg menodai nama ustad’ lho aja yg diperbudak syaton. ustad muda itu bagus lho berani tampil dimuka publik mensyiarkan islam. dia hanya brusaha menyampaikan sekuat yg ia mampu. sdangkan lho apa yg pernah kau perbuat. jngan banyak ngomongla klok blom pernah berbuat. apa lo mou jadi budak syaiton kerjaanyaa ngejekin orang ja

  10. bunda maryam berkata:

    nice posting…sebagai penuntut ilmu sebaiknya kita mencermati darimana kita mengambil ilmu, karena jika kita tidak cermat & kritis maka pemahaman agama kita akan rusak…na’udzubillahi min dzaalik…Rasululloh ShallAllohu β€˜alaihi wa Sallam bersabda, yang artinya: β€œAkan muncul di akhir zaman orang-orang yang mencari dunia dengan agama. Di hadapan manusia mereka memakai baju dari bulu domba untuk memberi kesan kerendahan hati mereka, lisan mereka lebih manis dari gula namun hati mereka adalah hati serigala (sangat menyukai harta dan kedudukan). Alloh berfirman, β€œApakah dengan-Ku (kasih dan kesempatan yang Kuberikan) kalian tertipu ataukah kalian berani kepada-Ku. Demi Diriku, Aku bersumpah. Aku akan mengirim bencana dari antara mereka sendiri yang menjadikan orang-orang santun menjadi kebingungan (apalagi selain mereka) sehingga mereka tidak mampu melepaskan diri darinya.” (HR: Tirmidzi)

  11. asih berkata:

    yup..stju,,msok tiap gerak lngkhnya d tyangin..hidup berpamer2 kmewahan…Astghfirullah…ustad kok jd murtad gtu??

  12. nanda fitri berkata:

    wah setuju sekali dengan artikel ini…
    heran…ustad2 yang lain yang materi-materi tausiahnya jelas brbobot saja tidak mau terlalu berlebihan tampil di TV dan mengumbar diri sebagai bintang iklan, kenapa yang ini malah melebihi artis segala…ckckck…
    astaghfirullaah….susahnya cari tokoh panutan di indonesia jaman ini… -.-”’

  13. putra sunda berkata:

    Jangan sampe menggunakan alasan penyanyi rock: ……. Juga manusia

  14. baroka berkata:

    emang dari awal melihat “ustad” zoLMET ini, kesan sy sudah tidak baik, rasanya ada yng janggal. knapa kok artis ngaku2 ustad?? mana mungkin pekerja Allah (ustad) bersatu dengan pekerja Setan (aritis) dalam diri individu yg sama!!
    sungguh memalukan emang zoLMET ini.

    • noxette berkata:

      muak nengeok solmed…..ga beda ama jupe ….pamer hahahah

      • solihin berkata:

        Tidak ada yg menodai nama ustad’ lho aja yg diperbudak syaton. ustad muda itu bagus lho berani tampil dimuka publik mensyiarkan islam. dia hanya brusaha menyampaikan sekuat yg ia mampu. sdangkan lho apa yg pernah kau perbuat. jngan banyak ngomongla klok blom pernah berbuat. apa lo mou jadi budak syaiton kerjaanyaa ngejekin orang ja

  15. Pria Biru berkata:

    Banyak cara yang bisa dilakukan dalam menyebar kebaikan, termasuk pengajaran kebaikan agama. Sepertinya ada misi yang harus diemban dalam era ini, dimana nilai-nilai reliji semakin menurun intensitasnya terhadap kaum muda. Banyak kaum muda yang semakin meninggalkan nilai relijinya dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh yang pada akhirnya mereka anggap sebagai “trend orang modern”. Mungkin dari permasalahan inilah maka timbul da’i-da’i muda yang mencoba “menyelusupi” kamu muda yang mulai ikut “trend” tersebut, menyebarkan nilai-nilai reliji dengan jalan yang berbeda agar bisa menyusup ke kaum muda dimaksud. Caranya ya dengan menggabungkan model Entartain dan nilai reliji itu sendiri, dan mungkin ilmu yang disampaikan tidak sedasyat da’i-2 kondang usia matang, Namun setidaknya dari yang sedikit-sedikit didapat, kaum muda yang “berfikir” akan semakin berfikir untuk mendapatkan lebih banyak lagi kebaikan yang dia butuhkan. Saya mengganggap da’i yang lebay tadi (jama’ah ooooh jama’ah…) adalah hanya sebagai sarana pemancing bahwa belajar agama itu bisa asik kok kalo sambil santai apalagi kalo serius, nah yang serius inilah yang harus dilakukan kaum muda yang mau berfikir tadi untuk mendapatkan banyak kebaikan melalui dirinya sendiri. Kalo bukan mereka sendiri yang mau merubah diri lalu siapa yang bisa mengubah mereka….?

    Jaman dulu malah pengajaran agama dilakukan dengan cara menyusupkan nilai-nilai reliji melalui pertunjukkan wayang kulit. Artinya mengajarkan suatu kebaikan terhadap kaum “tertentu” itu bisa dilakukan dengan cara yang disesuaikan.

    Namun begitu, saya tidak setuju bila ada da’i yang berkelakuan buruk dan bejad, hanya modal tampang dan jago ngomong, pernah zina dan suka bicara tak senonoh menjadi Ikon sebuah siaran televisi bertajuk reliji…A’udzubillah min Dzalik…. seperti yang diceritakan diatas,

    namun dalam hal penyampaian agama memang dibutuhkan keahlian orasi dan seni entertain yang mumpuni, tanpa mengenyampingkan keahlian dalam penguasaan agama itu sendiri. dengan menyesuaikan kepada siapa dan bagaimana menyampaikannya. Gak mungkin kan orang yang pandai luar dalam mengenai agama bisa menyampaikan kebaikan jika orang tersebut gagap seni dan tidak bisa bicara didepan umum…?

    Cuma sebagai komentar, jangan di dramatisir ya Mas….
    salam kenal dan kipblogerhud….

    • luxi89soulmate berkata:

      setuju dgn pndapat di atas…ya, memang ada banyak cara dlm berda’wah..trgantung kita ngeliat…klo cocok ya ambil tp klo gak cocok ya cuekin..
      Bukannya mmbela siapa2….kita jg nggak boleh trlalu mghujat org lain, krena kita juga masih punya banyak sisi buruk..sekedar opini boleh2 aja..
      mengenai salah satu comment d atas yg menyebut nama si ustadz dgn sgt jlas, hanya skdar mngngtkan,
      “mengatakan kebohongan yg buruk ttg org lain adalah fitnah
      tetapi, mengatakan kebenaran yg buruk tentang orang lain adalah bergunjing,
      sama2 berdosa.”
      πŸ˜€

      • H.Abdulgani berkata:

        Jika kita ingin mengubah kebiasaan atau perilaku yang dianggap buruk atau kurang baik berdasarkan norma agama, negara dan kehidupan bermasyarakat, maka dibutuhkan orang berkemampuan lebih dari cukup atau diatas rata-rata (mumpuni) untuk membimbing, mendampingi dan mengendalikannya, baik itu orang tua maupun orang muda. Dan masyarakat umum tahu, bahwa artis (pekerja seni), preman jalanan, penghisap narkoba, orang kaya berlebihan, bahkan para pejabat yang gila hormat dan ambisius, “sangat dekat dan bahkan sering bersentuhan dengan perilaku yang bertentangan dengan ketentuan agama, tata-tertib negara dan bermasyarakat”. Oleh karena itulah para Da’i , Ustadz dan para Cerdik Pandai perlu menguasai “Berbagai Ilmu Berikut Metoda Pendekatan” terhadap golongan orang-orang ini. Kenapa demikian ? Karena untuk menyadarkan seseorang agar menjadi lebih baik dalam hidupnya, perlu “proses” dalam kurun waktu tertentu. Kita tidak bisa menyadarkan “sekaligus” dengan menyodorkan fatwa haram dan halal atau menghakimi dengan surga dan neraka melalui penjelasan yang kaku dengan kata-kata “yang kamu lakukan itu haram dan akibatnya masuk neraka” atau “yang kamu lakukan sudah benar dan hadiahnya pasti masuk surga”.
        Jadi biarkan saja para da’i (juru dakwah) melakukan pendekatan secara persuasif, baik terhadap para artis, preman jalanan, pejabat ambisius, pecandu narkoba, PSK, bahkan bagi mereka yang sudah terkena hukuman sekalipun (narapidana). Jangan dulu dicela habis-habisan, jangan mudah dulu menuduh munafik atau kafir terselubung, biarkan saja para da’i atau ustadz muda tersebut melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki, sepanjang hal itu bertujuan untuk kebaikan atau memberikan manfaat untuk mengubah seseorang menjadi lebih baik. Jikalau ternyata masih ada ustadz atau da’i yang sedikit bersifat ria, takabur dan agak menyimpang, maka kewajiban kita untuk menegur seperlunya, baik secara lisan maupun dengan tulisan, tanpa mencela dan menghakimi berlebihan. Biarkan Allah Swt menegur dan memberikan balasan kepadanya. Yang terpenting, sekarang apa yang bisa kita berikan pada orang lain (sekalipun hanya sebiji jagung) agar diri kita sendiri bermanfaat bagi orang lain, minimum bagi keluarga sendiri, kerabat dan tetangga terdekat.
        Wallahu Alam Bin Syawab.

  16. Harry berkata:

    Subhanallah. Saya setuju berat,Pak!

    Mudah2an Allah menjaga kita dari Ulama gadungan.

  17. kurnia erviani berkata:

    okelah….qta lihat baiknya saja , yg bermanfaat kita ambil , yg lebay qta buang….setuju ?

  18. wijaya berkata:

    selamatkan umat dr komersialisasi agama yg nyaris mnghalalkan sgala cara…
    tebar kebaikan d mana pun kita berada… πŸ™‚

  19. likepermana berkata:

    assalamu’alakium.

    Ternyata bunyak loh anak bangsa kita yang mesantren di Yaman, Mesir bahkan di Jordan sekalipun dan mereka alhamdulillah telah menamatkan pendidikan agamanya di universitas universitas timteng yang terkemuka itu diperkirakan tiap tahun ada sekitar 2000 an yang tlah mencapai gelar sarjana ditambah doktor tapi anehnya ketika mereka kembali ke tanah air tercinta ini sama sekali tidak mendapatkan tempat yang layak di negara ini.

    Semestinya orang orang seperti inilah yang mesti kita jadikan panutan karena kedalaman ilmunya dijadikan tuntunan dan tontonan tapi apa yang terjadi boro boro mereka untuk bisa tampil di televisi untuk bisa bekerja memenuhi kebutuhan hidupnya saja mereka mesti kerja keras siang dan malam, jual madu dan herbal sungguh aneh dengan bangsa ini.

    lalu bagaimana dengan ilmunya kalo faktanya seperti ini akan dikemanakan ilmu agamanya mereka semua itu.

    Ingat Allah akan mengangkat ilmunya dari muka bumi ini dengan cara mewafatkan para ulamanya, adan apakah ini tanda tanda dari akan berakhirnya dunia????
    yuk…kita mengaji kepada ulama ulama yang berilmu bukan kepada ulama yang pandai berakting dan pandai ber yel yel…..

    sekelas imam nawawi tak akan lagi kita temukan di muka bumi ini……………………….
    sudah saatnya kita mendengarkan tausyiah dan mengaji kepada orang orang yang bisa dipertanggungjawabkan dunia akhirat.

    Saya termasuk penggemar kajian kitab kuning shoheh Bukhari di TVRI setiap minggu jam 5.30 s/d jam 06.00 yang dipandu oleh Ust.Luthfie dan Ust. Ahmad sarwat
    sungguh tampak kedalam ilmu mereka dari jawaban dan analisa analisanya.

    tayangan seperti inilah yang semestinya kita tonton dan dambakan.
    semoga Allah membuka jalan kebenaran bagi kita semua.amiin.
    wassalam

  20. ali akbar koto berkata:

    itu baru solusi,baru tau di tvri ada ceramah…

  21. Flora berkata:

    Alhamdulillah akhirnya ustadz sarwat masuk TV juga…Yang semangat ya Pak Sarwat

  22. rini mardiani berkata:

    menyedihkan memang. usradz guntur bumi giman? konsep acarnya itu loooh. presenternya perempuan g pake jilbab. duduknya juga deket2an. pantes ajaa digosipin

  23. ummu agit berkata:

    untung jarang nonton tv, ana lebih senang langsung datang ke kajian, alhamdulillah kajian2 udah menjamur bahkan masjid yg ada di mall pun ga ketinggalan sering ngadain kajian2 spt Blok M Square.

  24. fikri zainudin berkata:

    ambil yang bagusnya dan buang yang buruknya,,,,

    mudah”an allah senantiasa memanjangkan umur para ulama yang berdakwah karna allah
    amin

  25. willi Anindito berkata:

    Jagalah hati, jangan kau kotori…, jagalah hati, lentera hidup ini…
    Jagalah hati, jangan kau nodai…, jagalah hati, cahaya Illahi..

  26. Dwi To'jing berkata:

    jangan pernah melihat siapa yg ceramah tp ambil isi dari ceramah tersebut…
    ambil yang baiknya saja dan tinggalkan yang buruk, sesungguhnya disetiap hati manusia ada filternya…

  27. ninjaproxy berkata:

    Sangat disayangkan sekali, para remaja sekarang mengkomsumsi informasi yang sarat dengan rendahnya kualitas ilmu dan kebenaran. Dan pasa akhirnya ustad2 yang nongol di televisi, pasti memikirkan untung bisnis, bukan bagaimana cara mencerdaskan generasi muda yang banyak membelok dari jalur kebenaran. Kebenaran yang sejati bukan omong kosong dan hanya perkataan yang enak didengar saja.

  28. aliyah berkata:

    ironis memang ya…sy tahu ustadz siapa yg dimaksud itu. sy jg krg senang dgn ustadz tersebut. lbh byk pamernya tuh ustadz..sy sj jd ilfeel..itulah org2 yg dimaksud dlm sebuah hadis org yg menjual kalam-kalamNya.. naudzubillah..wallahu a’lam

  29. kafah berkata:

    yupz….setujuuuhhhh…sexaleee….
    namun lebih setuju lg tidak ada pengecualian, semua ustad, habib(ngakunya), semuanya ras dajjalll….

  30. hendra berkata:

    Akibat dari komersiliasi dakwah di media elektronik itu mengakibatkan kecenderungan sejumlah ustadz tenar yang wara-wiri muncul di TV dengan mematok bayaran mahal tertentu. Wajar kalau orang yang berkarya berhak meminta hak atas tenaga, karya dan pikiran yang telah mereka keluarkan. Namun jika itu seorang ustadz yang bertugas sebagai pendakwah?.
    Kalau Allah menghendaki, ilmu mereka itu bisa hilang dalam sekejap. Mereka berani menyombongkan diri dengan memberikan nilai dan harga terhadap ilmu tersebut. Ini sungguh-sungguh menyedihkan. (Ini beda dengan menulis buku dsb., di mana ada harga produk dan biaya production yang perlu dibayar.
    Seharusnya, orang yang ilmunya lebih tinggi lebih paham bahwa ilmu dia itu adalah milik Allah. Dan kalau tidak dimanfaatkan dengan baik atas nama Allah, maka Allah berhak dan tidak keberatan untuk mencabut ilmu itu daripadanya . ingat haii,…para ustad komersial..

  31. joko edan berkata:

    ustadz di tv rata rata cuma ngejar harta, tahta dan wanita. mrk menggunakan agama utk menggaet cewek cntik dan memburu duit jutaan.

  32. zaen berkata:

    setuju bos.

  33. enjien berkata:

    sekarang malah memfitnah para BMI hong kong, dasar ustad otak udang, ndak tau seluk beluk hk, di intertainmend dah koar2. Ni ustad ma gila media, istrinya ja gak bener pakai kerudung punuk onta, kalau ustad ya di tegur dong,

  34. emzabdila berkata:

    alhamdulilah ada postingan yang bisa menjawab keheranan saya selama ini terhadap fenomena ustad ustad seleb ini, karena pengetahuan agama saya kurang saya ga berani protes karena saya fikir memang seperti itu salah satu cara berceramah, setelah melihat gaya, isi ceramah, lohh koq jauh dari ilmu agama, suka pamer, ria, gaya banci, pokoknya banyak buat saya tambah puyeng liatnya. makasih bro ternyata saya tidak sendiri yang nek meliat mereka, artinya penilaian saya terhadap mereka tidak keliru amat.

  35. rakyt jelata berkata:

    yajg haq jelas, demkian pula yg bathil juga jelas. Untuk menyampaikan yg baik seharusnya juga dgn cara yg baik pula. bukan asal-asalan. Tapi Allah Maha Adil, mereka para ustadz seleb akan mendapatkan sesuai dgn apa yg dikerjakan.Kalau yg dikejar dunia maka balasannya jg hal keduniawian. Allah tdk mungkin keliru .

  36. opich berkata:

    saya pengen ditv dimunculkan ulama yang paham dalam mendalami tauhid.

  37. Muhammad latif berkata:

    Saya sangat amat setuju dengan blok anda!
    Tapi kurang keras bang kritiknya! heheh

  38. Toto Suharto berkata:

    saya masih menyimpan rekaman ceramah Alm. Buya Hamka. Subhanallah, jauh banget, sejauh bumi dan langit jk dibandingkan ustad seleb. Tanpa suara yg meledak-ledak, tanpa bergaya yg dibuat-buat. Tp isinya sangat dalam. Saya jg masih sering mendengarkan kuliah subuh dari Alm. Pak Qosim Nurseha, meski dibumbui dengan humor-humor, tp isinya sangat mencerahkan dan menambah ilmu agama. Tidak spt ustad seleb yg hanya berakting dan melucu, sedangkan isinya kosong. Sungguh Umat merindukan hadirnya ulama seperti Buya Hamka atau Pak Qosim Nurseha

  39. aziz berkata:

    Naudzubillah aja!! Semoga ALLAH SWT memberikan peringatan pd org2 yg tlh memperjual belikan ayat2 Allah
    Miris bgt lht indonesia yg penduduknya beragama islam terbesar didunia tetapi bny sx yg tdk mengetahui ajaran islam,mrk lbh mengelu-elukan org yg buta ajaran islam drpd para alim. Semoga qt smw dbuka mata hatix amin

  40. Yoga Pratama berkata:

    Masya ALLAH, Ustadz Kok Lebay,Alay. Kalau Sempat Ustad berpakaian Costum kewanita’an,Kayak waria, Apa kata Dunia ya? Kikikikikiki…., Emang Dunia sudah mau kiamat.

  41. Mumun berkata:

    Ustadz juga manusia,yang nggak lepas dari godaan, cobaan, harta, tahta dan hawa nafsu, mereka bukan malaikat apalagi TUHAN. YA Smga ja Allah memberi mereka hidayah untuk menjadi lebih baik bukannya menjadi lbh buruk. Amin

  42. abdienoor berkata:

    Innalillahi wa inna ilaihi raji’un ..berduka cita kita atas hilangnya sifat ketawadu’an ,arif,dan alim yg haq dr seorang ustadz..

    kalau Ada Ustad yg menjual ayat dan agama ini untuk kepentingan dunia ,maka tak lebih dari seorang dajjal..naudzubillah

  43. jafarshodiq berkata:

    nabimuhammad saw bersabda nanti di ahir zaman akan muncul ulama2 yg akan menimbulkan fitnah dan fitnah datang dari mereka wallah aklam bissowab

  44. jafarshodiq berkata:

    tergantung kita pilih yg mn apa pilih ulama kuno atau yg moderen

  45. aeza liza berkata:

    jangan pandai mengkritik,,,,,,,,,,ato menfitnah,,,

  46. selga berkata:

    Izin copas ya kak πŸ™‚

  47. baoedbaoed berkata:

    Tepatnya artis

  48. IRON COWBOY berkata:

    gw juga gk suka ustadz2 yg di tv. mrk dakwah hanya mencari uang bnyk dan wanita cntik. mrk dakwah gk mau kalau bayaran nya kecil. mrk juga mau nya nikah dg artis cntik. gk mau yg jelek. ustadz tp yg diurusin duniawi doank.

  49. Andy Indarsyah berkata:

    perhatikan saja isi ceramahnya, kita diajarkan untuk tidak melihat siapa yang berbicara tapi memperhatikan apa yg dibicarakannya. untuk Ustadz Maulana, “Jamaah oh Jamaah” juga memiliki ilmu agama yang sangat tinggi karena beliau lulusan pesantren dan sudah puluhan tahun ceramah, hanya baru belakangan ini beliau begitu terkenal. hati-hati anda mengkritik Ustadz. Anda mengumbar aib ustadz tersebut berarti anda tidak jauh beda dengan ustadz tersebut.

  50. terimaksh atas postinganya..
    memang siapa gitu gan ustadz nikahnya di sirkan di salah stu station televisi?
    terimakasih πŸ˜‰

  51. neosalafi berkata:

    SURAT TERBUKA UNTUK DARUL QUR’AN

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Kutulis surat ini sebagai curahan hati wali santri , yang ingin melengkapi dan memperbaiki sistem yang ada di DAQU. Saya berharap DAQU legowo menerimanya.
    Sebagai orang tua tentu menginginkan yang terbaik untuk putra – putrinya sehingga saya daftarkan putra saya ke DAQU. Dengan rincian :
    1. Pendaftaran Indent Rp 10.000.000,-
    2. Shahriyah indent @ Rp 200.000 x 12 bulan Rp 2.400.000,-
    3. Sumbangan gedung ( sedekah ) Rp 30.000.000,-
    4. Syahriyah @ Rp 2.500.000 x 12 bulan Rp 30.000.000,-
    Total Rp 72.400.000,-
    Sebagai orang tua tentu berasumsi sekolah bagus tentu mahal. Dan uang tersebut akan sebanding dengan yang diharapkan :
    a. Kurikulum Internasional.
    b. Pengajar orang asing ( natif Speaker ).
    c. Berprestasi di dalam dan luar negri.
    d. Hafal Qur’an.
    e. Fasih Bahasa Arab dan Inggris.
    f. Dapat melanjutkan sesuai cita cita seperti : dokter, polisi, insinyur, pilot.
    g. Sesuai dengan bahasa iklan di spanduk – spanduk.
    Semua itu yang membuat orang tua terpikat untuk menyekolahkan anaknya di sini. Tapi apa yang di dapat jauh panggang dari api.
    1. Jangankan untuk membayar orang asing, gaji karyawan Daqu saja sangat meprihatinkan. Apa lagi ada doktrin : β€œ Mau naik gaji ? , Perbanyak sedekah β€œ. Tolong bedakan antara gaji professional dengan sedekah. Bahkan menurut cerita beberapa guru tidak di gaji ber bulan – bulan, dengan alasan mendidik loyalitas. Ini bukan mendidik , tapi sebuah kezoliman dengan menunda gaji.
    2. Bagaimana mungkin santri dapat mewujudkan cita – citanya untuk jadi dokter, insinyur, polisi, pilot ? Lah kurikulum saja tidak jelas. Di kelas β€˜Idad hanya diberikan mungkin 10 % materi umum ( bila tidak dikatakan tidak ada sama sekali ). Hal yang memprihatinkan santri naik kelas 8 atau kelas 11 dengan tidak ada bekal ilmu umumnya. Mana mungkin dapat terwujud cita – cita mereka.
    3. Belum lagi fasilitas. Sungguh naΓ―f dengan nama internasional. AC full Keringat, baik di kelas, maupun di mobil Daqu. Apalagi bila ke Toilet , sungguh sangat jorok, kotor, dan menjijikan.
    Ini beberapa usul, untuk perbaikan Daqu.
    1. Hapus nama Internasional
    2. Tinjau kembali ‘Idad. Bila perlu 1 tahun β€˜Idad , 3 tahun berikutnya sekolah biasa. Sehingga maksimal kelas 7 dan kelas 10 nya. Jadi 4 tahun nyantri .
    3. Gaji professional OB 2 juta, Satpam 3 juta, guru 4 juta. Sungguh sangat naΓ―f kerja di lembaga internasional, tapi gaji ndeso.
    4. Hentikan media iklan, baik dengan media TV dan spanduk. Rasanya malu bila isi iklan tidak sesuai dengan kenyataan. Lebih baik tingkatkan mutu dan kwalitas. Di jamin itu media mujarab. Karena orang akan berbondong – bonding masuk ke Daqu dengan mutu dan kwalitas terbaik, bukan karena figure ust Yusuf Mansur.
    5. Benahi sistem .
    6. Subsidi silang untuk kalangan tidak mampu. Dan bukan basa basi.
    Ini saja curahan hati saya sebagai wali santri. Semoga bermanfaat. Dan mohon maaf lebih dan kurangnya.

    Silahkan diperbanyak agar umat tidak tertipu

  52. lalu siapa saja ustadz yang bener dong gan?

  53. brang breng brong berkata:

    TERGANTUNG DARI SUDUT MNA MELIHATNYA.. TAUFIK HIDAYAH TETAP MILIK ALLAH.. dari pada tidak ada tausiah sama sekali..ustadz yg di tivi atau yang dikampung pd dasarnya sama menyampaikan agama namun beda cara pengemasannya ..

  54. baihaqi berkata:

    ustadz2 juga harus didakwahkan!

  55. mumaseo berkata:

    Ustad TV gak ada bedanya sama artis. Mereka berdakwah dengan materi sesuai pesanan. Yg harus diikuti adalah ustad yg ikhlas, berdakwah apa adanya. bukan ada apanya. Yg perlu diacungi jempol adalah Ust. Hari Mukti mantan Rocker 90-an. Sekarangn benar2 berubah setelah bergabung dengan Hizbut Tahrir Indonesia.

  56. Assalamu’alaikum…sy setuju dengan paparan tulisan diatas, semoga saja ustadz2 karbitan itu ikut membaca dan merenungkan kembali untuk belajar ngaji lagi di pesantren…dalam rangka mencari Rido Alloh SWT yang paling utama, menghilangkan kebodohan dalam diri, mensyiarkan agama Alloh, mengajarkan kepada diri dan orang lain…Wassalamu’alaikum…

  57. jipp berkata:

    ada permintaan da penawaran… banyak jutaan ustaz di luar sana dakwah tanpa di bayar tapi ga pernah masuk tv alasan ya ranting dan sponsor dan ciri khas… jadi mmg masyarakat suka makanya ranting naik dan sponsor masuk

  58. asep berkata:

    berdoalah kepada Allah semoga ada pengganti yg mirip kiyai zaenudin mz semoga islam bisa cerdas dan bobot

    • zola berkata:

      ha ha ha kalian baru belajar tingkat syariat cuma mondar mandir belajar tu musti cari inti kebenaran blm masuk tingkat hakekat bakan tareat apalagi marifat alam semesta ini luasnya tak terkira dunia manusia bagaikan debu di alam semesta ya gmna ya manusia zaman sekarang sudah rusak sungguh menyedihkan semoga semua mahluk damai dan mencapai kemuliaan Amin

  59. joni berkata:

    kirain cuma saya yang eneg.

  60. Agus berkata:

    Ustadz H. Abdul Somad,Lc,MA … sosok yang selama ini kita rindukan…………………

Tinggalkan Balasan ke aliyah Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.