GSG (Gedung Serba Guna) ITB yang terletak di bagian belakang kampus sedang menghitung hari. Gedung ini akan dirobohkan dan di ex lahan akan dibangun gedung baru yang bernama Center for Arts, Design and Language (CADL). Bagi anda yang belum tahu dapat membaca tulisan saya sebelum ini (Sayembara Desain Gedung Baru di ITB). Rancangan gedung baru hasil sayembara arsitektur dapat dibaca pada pranala ini.
Sebelum GSG yang bersejarah itu dirubuhkan, saya sempatkan diri memotret gedung ini dari beberapa sisi. Yah, sebagai kenang-kenanganlah sebelum berdiri gedung baru di lahan GSG itu.
Bagi mahasiswa ITB generasi tahun 1980-1990 pasti setuju bila saya katakan GSG ini bersejarah. Sebelum ada Sabuga yang megah itu, semua acara besar dilakukan di GSG ini. Mulai dari sidang senat terbuka penerimaaan mahasiswa baru ITB, wisuda, pembukaan penataran P4, malam Iota Tau Beta (sudah tidak ada lagi sekarang), pertandingan olahraga antar Jurusan dan antar kampus, pentas seni Ludruk ITB, perayaan hari besar keagamaan (Natal misalnya), dan lain-lain. Bahkan pendaftaran calon mahsiswa baru melalui Sioenmaru/UMPTN/SPMB juga dilakukan di gedung ini.
Setelah Sabuga selesai dibangun pada tahun 1995, maka acara sidang terbuka penerimaan mahasiswa baru ITB dan acara wisuda tidak lagi dilakukan di GSG, tetapi di Sabuga. GSG hanya sesekali digunakan untuk pertandingan olahraga seperti futsal, tenis meja, dan badminton.
Secara akustik gedung ini kurang bagus, begitu juag sirkulasi udaranya. Ruangan di dalam terasa panas ketika dijejali banyak orang, misalnya pada acara wisuda. Saya yang ketika S1 diwisuda di sana merasakan benar betapa gerahnya udara di dalam. Pada acara wisuda GSG disesaki oleh wisudawan yang jumlahnya sekitar 1000 orang, para orangtua yang jumlahnya dua kali jumlah wisudawan, tamu undangan, dosen, dan perwakilan mahasiswa. Para tamu harus berkipas-kipas untuk mengusir hawa gerah, rasanya ingin cepat-cepat keluar GSG saking panasnya.
Ini foto di dalam GSG yang saya ambil dari akun grup Fesbuk Dosen ITB. Foto ini dijepret oleh Pak Budi Rahardjo. Terlihat banyak sekali rangka baja bergelantungan di atasnya. Konstruksi GSG memang disusun oleh ratusan rangka baja sehingga terkesan kokoh dan kuat.
Saya belum tahu kapan persisnya GSG akan dirubuhkan, tetapi saya dnegar tahun ini. Meski belum dirubuhkan, sudah ada seniman yang berminat untuk membeli rangka baja ex konstruksi gedung, mungkin mau dibuat karya seni seperti patung atau seni instalasi.
Wah saya ingat dulu disini kalo ga salah pas ngembaliin formulir SNMPTN haha
Ping balik: Mengenal Kembali ITB (Bagian 1) - mamahgajahngeblog.com