Saya ini alumni asrama mahasiswa ITB. Dulu saya sempat tinggal di salah satu asrama mahasiswa yang bernama Rumah C (letaknya di Jalan Skanda, samping Taman Ganesha) selama dua tahun. Sekarang asrama mahasiswa ITB di Jalan Ganesha sudah tidak ada lagi, berganti menjadi kantor-kantor ITB. Tentang asrama ini sudah pernah saya tulis dalam tulisan yang ini dan ini.
Salah satu asrama ITB adalah Rumah G di Jalan Sawunggaling (tidak jauh dari Pasar Balubur). Letaknya terpisah dari kumpulan rumah asrama di Jalan Ganesha. Ketika saya tinggal di Rumah C, saya sering main ke Rumah G ini, karena seorang teman saya tinggal di sana. Bagi saya pribadi Rumah G itu terlihat eksotik karena bangunannya bergaya art deco karena memang dibuat pada zaman Belanda dulu.
Sekarang Rumah G sudah beralih fungsi menjadi hotel milik ITB yang bernama Hotel Bumi Sawunggaling. Hotel dengan 21 kamar itu termasuk hotel dengan kategori hotel berbintang 1. Kategorinya tidak bisa naik karena tidak memiliki kolam renang (memang sudah tidak ada lagi lahan yang dapat dijadikan kolam renang). Yang menjadi andalan (dan nilai lebih) hotel ini adalah bangunan kunonya itu.
Hari Senin yang lalu saya dan teman-teman dosen di STEI-ITB mengadakan rapat seharian di Hotel Bumi Sawunggaling. Ini pertama kalinya saya memasuki hotel itu, setelah selama belasan tahun saya tidak pernah lagi menginjakkan kaki di sana (ketika masih menjadi asrama mahasiswa).
Wah, saya merasa bernostalgia ketika masuk hotel ini. Dengan cepat kelabat bayangan masa lalu ketika saya sering main ke sana seakan diputar kembali. Hotel ini masih mempertahankan keaslian bangunan lamanya, termasuk ruang-ruang di dalamnya.
Bagi Anda yang dulu alumni asrama Sawunggaling, tulisan ini mungkin dapat mengingatkan kembali masa lalu Anda di sana.
Dari asrama menjadi hotel..sungguh perubahan yg cukup signifikan..semoga hotel bumi sawunggaling semakin dikenal banyak orang.Saya baru tahu kalau hotel ini punya ITB…bangunan2 kuno yg ada di bandung memang seharusnya dilestarikan 🙂
Saya speechless. Dulu orang-orang gak mampu secara ekonomi yang tinggal disini. Sekarang hanya orang berpunya yang bisa menikmati.
untungnya nge-follow blog pak rin itu adalah, beliau suka cerita tentang ITB yg dahulu,, yaitu beberapa tahun sebelum saya masuk itb.. keep writing about ITB, pak 😀
Tulisan yang bagus pak Rinaldi. Saya adalah salah satu eks penghuni asrama Sawunggaling. Mungkin saya yang dimaksud oleh Pak Rinaldi sebagai seorang teman yang pernah tinggal di sana. He he he.
Banyak sekali kenangan yang tak terlupakan di tempat itu. Saya pernah dengan sengaja ke Bandung untuk menginap di hotel bekas asrama itu bersama dengan keluarga untuk napak tilas dan sekaligus mengobati rasa kangen. Saya memilih kamar yang dulu saya pernah tinggali. Tidak banyak yang berubah. Saya masih menyimpan beberapa foto bangunan lama asrama karena saya sangat senang dengan gaya arsitekturnya.
Terima kasih pak Rinaldi untuk menulis cerita tentang asrama ini. Salam.
Benar Kas, teman yang kumaksud itu adalah kamu sendiri. Sampai saat ini niat ke Pulau Buton (dulu saya pernah sampaikan itu ke kamu waktu tingkat 2) belum kesampaian juga, he..he..
Ping balik: Temanku Menuju Bombana 1 | Catatanku