Ketika Mahasiswa ITB Menjadi Korban Kesadisan Geng Motor

Saya kira geng motor di Bandung sudah bubar, sebab tahun lalu Kapolda Jabar resmi membubarkan geng motor. Nyatanya hanya bubar sementara, geng motor masih tetap hidup secara sembunyi-sembunyi. Mereka beraksi dengan memanfaatkan kelengahan polisi ditambah situasi gelap malam yang mendukung.

Di Bandung, berkeliaran (baik jalan kaki atau dengan motor) di atas jam 12 malam sangat tidak aman. Geng motor masih ada mencari “mangsa”. Sasaran mereka adalah anggota geng motor lawan, namun seringkali mereka salah sasaran. Baru-baru ini seorang mahasiswa ITB bernama Timmy (Teknik Geofisika Angkatan 2011) menjadi korban kebrulan geng motor.

Berikut kronologi penganiayaan yang menimpa Timmy yang saya peroleh dari teman di milis dosen.

Pada hari Senin dini hari, kira-kira sekitar pukul 02.00 tanggal 7 Oktober 2013, seorang mahasiswa Teknik Geofisika ITB angkatan 2011 yang bernama Julius Timothy, telah dianiaya dan dirampok oleh sekelompok anggota geng motor. Lokasi kejadian berada di daerah Cikutra, sekitar Borma dekat Taman Makam Pahlawan.

Kejadian berawal saat Julius usai mengantar temannya pulang ke daerah Cicaheum. Setelah mengantar temannya, Julius sempat makan dahulu di daerah Cikutra. Saat makan, ternyata Julius telah diincar oleh geng motor. Setelah selesai makan, Julius hendak ingin pulang ke rumahnya di Ciheulang. Namun, tiba-tiba 2 buah motor yang berjumlah 4 orang mendekati Julius yang sedang naik motor, dan kemudian memukulinya. Karena dipukul secara tiba-tiba, Julius turun dari motor dan melawan balik ke 4 orang yang telah memukulinya tersebut. Julius berhasil mengalahkan ke 4 orang tersebut. Namun tiba-tiba, 4 motor lain yang berjumlah 8 orang datang dengan membawa linggis dan golok. Kemudian menghampiri Julius dan membantu ke empat temannya yang telah berhasil diatasi oleh Julius sebelumnya. Akhirnya 12 orang mengeroyoki Julius dan kemudian menikamnya dengan senjata-senjata yang mereka bawa.

Julius mendapat 4 tikaman di kepala, 1 tikaman di leher, 1 tikaman di tangan, dan 1 tikaman di punggung. Rata-rata tikaman mencapai 15 cm dalamnya. Selain itu, Julius mengalami cedera tendon putus dan tulang lengan bawah terkikis karena saat salah satu geng motor hendak menikam kepala Julius, Julius menangkisnya dengan tangan, dan tangannya terkena tikaman golok. Kedalaman tikaman hingga menembus tulang.
Setelah Julius mengalami luka parah karena dikeroyok dan ditikam berkali-kali, para geng motor melempar Julius ke selokan depan Taman Makam Pahlawan. Motor milik Julius, Honda CBR, berhasil dibawa oleh sekelompok anggota geng motor tersebut.

Bersyukur saat itu Julius masih ada dalam keadaan sadar, lalu dia teriak minta tolong di dalam selokan. Karena lama dan tidak ada yang mendengar, dia keluar dari selokan dengan sendirinya, lalu jalan ke bagian tengah jalan dan berbaring. Saat sedang berbaring di tengah jalan, Julius menelpon orang tua-nya, dan meminta orang-tua nya pergi ke Bandung karena Julius merasa sudah tidak dapat menahan rasa sakitnya. Untungnya terdapat bapak-bapak yang melihat Julius dan langsung menghubungi polisi. Lalu, polisi datang dan menghubungi orang tuanya Julius melalui telepon. Orang tua Julius kemudian meminta polisi untuk segera membawa Julius ke RS Borromeus. Kemudian, polisi mengantar Julius ke RS Borromeus untuk menjahit dan menutup luka-luka karena tikaman. Saat orang tuanya sampai di Bandung, orang tua Julius langsung meminta pihak RS untuk memindahkan Julius ke RS di Jakarta untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Saat ini, Julius masih dirawat di RS tersebut dan kondisinya sudah semakin membaik. Cedera di badan dan di kepala sudah dijahit dan diperban. Luka-lukanya sudah kering. Tangannya sudah dioperasi, tendonnya telah dijahit.

Wuah…membaca kejadian yang menimpa Timmy, saya jadi ngeri kalau pulang malam hari pakai sepeda motor. Setiap melewati kumpulan remaja di pinggir jalan yang lagi nongkrong dengan motornya, saya selalu komat-komit berdoa meminta perlindungan kepada Allah. Memang tidak semuanya geng motor beneran, tetapi hanya anak-anak muda yang menghabiskan waktu malam dengan kumpul-kumpul di pinggir jalan. Pada malam minggu, seputaran Jalan Dago hingga Jalan Diponegoro banyak kumpulan klub motor (bukan geng motor) nongkrong di pinggir jalan lengkap dengan nama klubnya (Vario, Vespa, Mio, dll). Nah, kalau melewati klub motor saya agak lega sedikit, tetapi kalau kumpulan remaja yang tidak jelas identitasnya barulah jantung saya berdebar-debar.

Geng motor di Bandung ternyata tidak ada matinya. Saya sarankan Anda untuk tidak pulang sendiri di atas jam 12 malam, sebaiknya pakai kendaraan umum atau taksi saja.

Pos ini dipublikasikan di Seputar Bandung, Seputar ITB. Tandai permalink.

10 Balasan ke Ketika Mahasiswa ITB Menjadi Korban Kesadisan Geng Motor

  1. Alris berkata:

    Ikut prihatin atas penganiayaan yang menimpa Timmy. Geng motor itu seperti jamur, kalau gak hais sampai ke akarnya bakalan tumbuh lagi. Saya pikir pernyataan Kapolda yang menyatakan geng motor sudah habis di Jabar adalah seremoni untuk menyenangkan masyarakat. Padahal keadaan sebenarnya geng motor tetap ada dan bergerlya mencari mangsa.
    Jadi hati-hatilah kalau keluar malam memakai sepeda motor. Usahakan tidak melewati daerah yang lengang.

  2. dede berkata:

    bawa senjata buat pertahanan diri aja, kayak pistol listrik, atau airsoft gun, atau apa gitu..
    kalo bisa sih jgn sampe keluar malam2

  3. pretty berkata:

    seharusnya semua jajaran POLISI dan TNI slalu bersatu padu utk slalu dan segera membrangus geng Motor tsb sampai habis ke akar-akarnya, jangan pilih kasih (siapa pun pelakunya) harus dihukum berat. Bikin “pasukan senyap” pd malam (sampai subuh) untuk menangkap para geng motor.

  4. pemikirulung berkata:

    astaghfirullah serem banget. sadis.

    tapi subhanallah itu si julius hebat banget yah

  5. itb'03 berkata:

    jadi kapan pesta serangan balik ke gen motornya sama anak ITB? selese gini aja nih?

  6. Surya Adi W berkata:

    tolong untuk pihak yang berwajib di daerah bandung ataupun di daerah yg rawan kejahatan segera meningkatkan kemanan dengan menambah pasukan penjaga pada saat malam hari karena saya memiliki orang yang sangat berarti bagi kehidupan saya yg sedang menuntut ilmu di ITB, saya sangat berharap dia selalu merasa aman, dan nyaman.

  7. Audy Maulizar berkata:

    Emang bahaya ya Pak. Temen saya dua orang perempuan nyaris dibacok. AlhamdulilLah masih bisa menyelamatkan diri. Kalau beneran kena mungkin udah lain ceritanya.

  8. Alhamdulillah Timmy masih selamat Pak. Ngeri bener ya. Itu modus menganiaya Timmy apa sih? Cuma mau ambil motor gitu? duh seremnyaa >,<

  9. Hendry berkata:

    Membaca kejadian ini, saya hanya berharap dilakukannya perubahan undang2 agar masyarakat diberikan kewenangan untuk membentuk perlindungan pribadi dan ataupun organisasi yang bersifat diluar pemerintah (seperti detektif swasta kalau di Amerika atau apalah itu). Tidak bisa diharapkan..Indonesia memiliki perangkat keamanan, tetapi tidak bergerak atas dasar perintah hukum, melainkan atas kepentingan. Ketika menginginkan sebuah pencitraan, barulah bertindak..padahal masyarakat sudah terancam jiwanya. Bandingkan jika salah satu anak buahnya yang menjadi korban..dalam hitungan detik..mereka sangat cepat bergerak..membabi buta..menangkap serampangan….jadi sebenarnya mereka dibuat untuk apa…untuk siapa…?

  10. JOKOWI berkata:

    Mencuri motor di jawabarat bagaikan di surga, karena di jawa barat jarang ada orang2 ambon yg suka bawa buku liatin2 plat motor yg bermasalah, bgitu dapet motor curian mereka bsa jual ke perkampungan yg jarang penduduknya bisa jadi kendaraan atau ojek
    di sini kesalahan pemerintah daerah dan kepolisian yg tdk tegas dalam situasi di jabar uda gtu minimnya pembangunan jalan di sekitar jabar apalagi pemukiman pedalaman

Tinggalkan Balasan ke JOKOWI Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.