Ketika jalan-jalan ke Singapura pada akhir Juni yang lalu (menjelang bulan puasa), saya dan teman-teman menyempatkan diri mengunjungi masjid terbesar di negeri singa tersebut untuk sholat jamak Dhuhur dan Ashar. Namanya Masjid Sultan, letaknya di daerah Kampung Gelam.
Siang itu cuaca di Singapura sangat panas. Setelah keliling-keliling city tour, kami makan siang di restoran minang yang terkenal di Singapura, yaitu Restoran Hj. Maimunah, letaknya di Kampung Gelam juga. Hj. Maimunah ini dulunya adalah pendatang dari Indonesia, saya tidak tahu persis apakah dia orang Minang atu bukan. Kini restorannya dikelola oleh anaknya. Menurut pendapat saya setelah makan di sana, rasa masakannya biasa-biasa saja dan tidak persis rasa masakan minang, sudah tercampur dengan rasa masakan melayu, he..he.
Selesai makan siang kami berjalan kaki ke Masjid Sultan untuk menunaikan sholat. Letak masjid tidak jauh dari restoran tadi, kira-kira dua ratus meter saja. Dari kejauhan sudah terlihat Masjid Sultan sangat cantik. Ornamen-ornamennya memperlihatkan campuran unsur Arab, Turki, India, dan Melayu.
Menurut catatan yang saya baca di Wikipedia, Masjid Sultan termasuk masjid tua di Singapura. Masjid ini dibangun pada tahun 1826, empat tahun setelah pembangunan masjid tertua di Singapura, yaitu Masjid Omar Kampung Melaka. Masjid Sultan dibangun oleh Sultan Hussain Shah dari Johor yang merupakan penguasa di Pulau Singapura kala itu. Struktur masjid dibuat oleh masyarakat Jawa yang tinggal di Singapura zaman itu. Bentuknya belum menyerupai masjid yang sekarang, tetapi berupa masjid dengan atap berbentuk limas bersusun tiga seperti masjid di Pulau Jawa umumnya.
Saya segera mengambil wudhu dan segera masuk ke dalam masjid. Interior masjid sungguh menawan, lantainya berkarpet semua, dan kipas angin yang besar-besar selalu berputar untuk menghasilkan sirkulasi udara yang sejuk di dalam masjid, sungguh kontras dengan cuaca terik di luar.
Selesai sholat jamak, saya mengambil gambar beberapa sudut masjid yang sungguh indah dan menawan, sayang dilewatkan tanpa diabadikan dalam bentuk foto. Berikut ini beberapa foto sudut masjid yang saya ambil.
Singapura sungguh pandai merawat bangunan-bangunan tua untuk menarik wisatawan asing, termasuk masjid-masjid tua seperti Masjid Sutan ini. Masjid Sultan banyak dikunjungi turis asing, termasuk yang non muslim sekalipun. Mereka diperbolehkan masuk sampai area tertentu di dalam masjid (serambi belakang), tentu saja dengan berpakaian sopan. Pengelola masjid meminjamkan pakaian muslim semacam gamis kepada mereka untuk menutup auratnya.
Selesai sholat saya berjalan ke bagian belakang masjid. Majid Sultan bentuknys simetris sehingga dilihat dari belakang pun tampak mirip dengan bagian depan.
Kawasan belakang masjid adalah perkampungan melayu. Bangunan-banguan tua di sana sudah berubah fungsi menjadi toko-toko suvenir, restoran, termasuk rumah makan padang. He..he, rumah makan padang ada di mana-mana, termasuk di Singapura ini. Orang Singapura menyukai masakan minang yang pedas dan bersantan.
Tidak jauh dari Masjid Sultan, terdapat Istana Kampung Gelam. Ini bekas istana Sultan Hussain yang menjadi penguasa Singapura zaman dulu. Sekarang istana ini menjadi pusat warisan budaya melayu (Malay Heritage Center).
Demikianlah pengalaman saya di Masjid Sultan, masjid kebanggan muslim Singapura. Kalau nanti ke Singapura lagi, saya akan sempatkan sholat di sini lagi.
wah wah waaah…cantiknya. Mengagumkan, baik masjid maupun istananya.
mantep gan! safarinya! btw nama restorannya lucu ngingetin istri nya haji muhidin di sinetron tukang bubur naik gaji *ups haji maksudnya.wkwkwkwk 🙂
http://affajri.wordpress.com/2014/08/24/kisah-hikmah-setetes-madu-di-atas-tanah/
ini yang letaknya dekat arab street itu ya pak ? saya waktu ke singapura kemarin sempat jumatan disana juga, ternyata pintu yang saya masuki adalah pintu belakang. Ingatnya ada restoran padang disana yang pada waktu itu rame diserbu setelah jumatan 🙂
Reblogged this on Belajar dan Berbagi and commented:
Salah satu mesjid jika berkunjung ke Singapura. Sewaktu bisnis trip kemaren sempat jumatan disini, tapi lupa mengabadikan lewat foto2 😦
Pada saat ke sana sedang dilakukan sejumlah renovasi. http://fajarnindyo.blog.com/2015/01/masjid-sultan-singapore/
Nice share.
Masjidnya subhanallah luar biasa.
Selain masjid Sultan ada pula Masjid Kubah Emas lainnya. Semoga bisa berkunjung kesana.
Ping balik: Menemukan Air Terjun di Singapura | Catatanku