Semua orang tahu bahwa Singapura itu negeri yang relatif datar, tidak ada bukit atau gunung, tidak ada lembah dan jurang. Sebagai negara pulau yang kecil, tentu tidak akan ditemukan air terjun (waterfall) di sana.
Tetapi bukan Singapura namanya kalau tidak dapat membuat wahana apa saja termasuk air terjun yang akan saya ceritakan ini. Sebagai negara yang mengandalkan pariwisata, Singapura sadar bahwa mereka harus membuat sesuatu yang beda, menarik, fenomenal, dan yang pasti membuat turis tidak bosan untuk selalu berkunjung ke sana.
Tulisan ini masih satu rangkaian dengan tulisan saya yang sebelumnya tentang kunjungan ke negeri singa itu beberapa waktu yang lalu. Bulan Juni dan Juli cuaca sangat cerah, jadi merupakan waktu yang tepat untuk jalan-jalan. Kalau pada bulan-bulan September-Oktober anda ke Singapura tidaklah tepat, karena asap kebakaran hutan dari Sumatera dan Kalimantan membuat negeri Singa itu tidak sehat untuk dikunjungi.
Air terjun yang saya ceritakan itu terdapat di dalam wahana yang bernama Gardens by the Bay. Sebelum melihat air terjun itu, mari kita berjalan-jalan dulu di dalam wahana Gardens by the Bay yuk. Dari kejauhan kompleks Gardens by the Bay ini terlihat seperti rumah-rumah keong. Bangunan-bangunan yang terbuat dari kaca ini di dalamnya terdapat ekosistem yang berisi aneka flora dari berbagai penjuru dunia.
Memasuki kompleks Gardens by the bay, kita disambut pohon-pohon raksasa yang terbuat dari rangka baja. Pada rangka itu menjalarlah berbagai tumbuhan sehingga pohon raksasa iru tampak bagaikan pohon yang sebenarnya. Sebagian tumbuhan yang menjalar pada pohon raksasa itu meupakan tanaman yang langka yang mungkin di tempat asalnya sudah mulai punah. Jadi, Gardens by the Bay ini dapat dipandang sebagai tempat konservasi flora dari berbagai tempat di muka bumi.
Di dalam rumah kaca yang kita lihat dari luar tadi, terdapat berbagai tanaman bunga, pohon, dan tumbuhan dari seluruh penjuru dunia. Mau lihat bunga tulip ada, bunga mawar berbagai warna ada, bunga matahari, anggrek, pohon kurma, pohon oak, dan lain-lain. Benar-benar sangat lengkap. Menariknya lagi, suhu, tekanan udara, dan kelembaban di dalam rumah kaca itu diatur sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kondisi asli habitat tanaman tersebut di tempat asalnya.
Ah, terlalu banyak bunga dan tumbuhan di dalam rumah kaca ini sangat menggoda untuk difoto. Saya tampilkan sebagian saja di bawah ini.
Setelah mengunjungi aneka bunga dan tanaman yang indah-indah itu, sekarang saatnya kita memasuki rumah kaca yang lain yang bertema hutan hujan tropis. Disinilah kita disambut dengan air terjun yang tinggi, seperti yang saya sebut di bagian awal. Di sekitar air terjun itu hiduplah berbagai tanaman hutan tropis yang menawan hati, yang mungkin di negara kita sendiri belum tentu sempat melihatnya.
Di wahana tropis yang basah ini kita menemukan aneka tumbuhan yang unik seperti kantong semar, anggrek aneka rupa dan warna, pakis, dan lain-lain, semuanya hidup seperti habitat aslinya. Bahkan, kita pun menemukan stalaktit dan stalagmit seperti yang terdapat pada gua kapur.
Begitulah Singapura, pandai memanjakan turis. Negara ini tahu bahwa pariwisatalah yang menjadi andalannya. Apa yang tidak bisa dibuat Singapura? Mereka mampu membuat apa yang tidak ada di negaranya menjadi ada. Pantasan orang Indonesia tiada henti mengalir ke sana.
(Catatan: Sebagian foto ini bukan jepretan penulis sendiri. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang fotonya digunakan sebagai ilustrasi seperti Bayu Hendradjaya, Achmad Imam, Fazat Nur Azizah, dan Sudiarto)
good
kira kira baiya dari kalimantan ke Singapura mahal gak gan…???
Ya, mereka pandai sekali memanjakan turis, dan merogoh dalam-dalam isi dompetnya, hehehe…
Saya yakin itu tanaman sebagian besar import dari Indonesia. 😦
wahh, inilah hebatnya negara minim SDA, sehingga untuk mengimbanginya harus bisa menciptkan SDM yang mampu membuat SDA, hehe. Kunjungi juga blogku yah http://www.idiotraveler.com