Naik LRT di Palembang

LRT (light rapid tranport) di Indonesia baru ada di kota Palembang. Jakarta saja LRT baru beroperasi sebagian, masih belum sedang dibangun, meski MRT (mass rapid transport) sudah ada namun baru terbatas saja jalurnya dan tidak semua di bawah tanah. Tentang transportasi cepat memang negara kita terlambat dibandingkan negara tetangga. Tidak usah bandingkan dengan Singapura, dengan Thailand dan Malaysia saja kita masih tertinggal dalam hal transportasi cepat (LRT dan MRT).

Kalau Anda mampir ke Palembang jangan lupa mencoba LRT. Saya beberapa bulan lalu berkunjung ke Palembang. Dari bandara Sultan Mahmud Badaruddin II saya sudah meniatkan mau mencoba naik LRT ke hotel tempat saya menginap. LRT di Palembang haya satu jalur saja, yaitu dari bandara SMD ke kompleks stadion olahraga Jakabaring. Kebetulan hotel saya terletak di Jalan Sudirman. Jalur LRT melalui depan hotel. Di depan hotel terletak stasiun Cinde, jadi saya bisa turun di situ.

Dari terminal kedatangan kita berjalan ke luar ke arah kanan menaiki stasiun LRT yang terletak di depan bandara.

Kereta belum datang.Saya beli tiket loket di stasiun bandara.  Harga tiket ke stasiun Cinde hanya Rp10.000 saja. Sangat murah ya, jauh lebih murah daripada kita naik taksi dari bandara. Di depan loket tertera rute yang dilalui LRT.  Nah, stasiun Cinde itu sebelum stasiun Ampera. Stasiun Ampera terletak di dekat jembatan Ampera yang terkenal di atas Sungai Musi.

Lima belas menit menunggu akhirnya kereta pun datang. Gerbong kereta ada tiga buah. Saya naik gerbong yang pertama.

Penumpang tidak banyak saat itu. Memang saya dengar okupansi LRT masih rendah sehingga pemasukan LRT dari penumpang belum mampu menutupi biaya operasional. LRT masih disubsidi oleh Pemerintah.

Kereta LRT berangkat tepat waktu. Hmm…omong-omong tentang kereta bandara, kita sudah memiliki beberapa bandara yang terhubung dengan kereta api. Bandara pertama yang memiliki kereta bandara adalah Bandara Kualanamu, kedua Bandara Minangkabau (baca: Mencoba Kereta Bandara Minangkabau, Padang), baru kemudian bandara SMD Palembang. Bandara lain yang sudah memiliki kereta bandara adalah Bandara Soekarno-Hatta dan bandara YIA Yogyakarta.

Kereta melewati beberapa stasiun seperti stasiun Asrama Haji, stasiun Punti Kayu, RSUD, Garuda Dempo, Demang, Bumi Sriwijaya, Dishub, dan stasiun Cinde. Laju kereta memang tidak terlalu cepat. Setiap stasiun memiliki bentuk bangunan yang mirip. Karena jalur LRT adalah jalur layang, maka kita perlu naik turun lift atau eskalator ke atas stasiun.

Sayang sekali stasiun Cinde terletak sebelum jembatan Ampera. Kalau nggak, saya kan bisa merasakan LRT yang melewati jalur di atas Sungai Musi seperti foto di bawah ini. Jalur LRT di atas Sungai Musi berdampingan dengan Jembatan Ampera.

Mungkin pemandangan yang sangat menarik melihat kesibukan Pasar 16 Ilir yang terletak di pinggir Sungai Musi dari atas LRT.  Ya, hampir semua aktivitas kota Palembang memang terpusat di sekitar Sungai Musi dan Jembatan Ampera.

Bersukurlah warga Palembang memiliki sarana transportasi modern yang tidak dimiliki kota-kota lain di Indonesia. Berkah Asian Games tahun 2018.

Pos ini dipublikasikan di Cerita perjalanan. Tandai permalink.

3 Balasan ke Naik LRT di Palembang

  1. Mohon maaf pak. Ingin sedikit mengoreksi, kalau di jakarta sudah ada LRT yang beroperasi rawamangun – kelapa gading ^^

  2. Indonesia Hebat berkata:

    Harusnya terus dulu pak sampai lewat jembatan ampera. setelah itu turun distasiun terdekat untuk balik lagi ke stasiun cinde 🙂

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.