Mahasiswa yang lulus sidang skripsi/tugas akhir (TA) dan diwisuda saat pandemi mungkin dapat disebut sebagai angkatan corona. Mereka sidang TA secara daring dan diwisuda secara daring pula. Hal ini karena kampus-kampus ditutup, pertemuan tatap muka ditiadakan, dan semua aktivitas akademik dilakukan secara daring gegara wabah virus corona. Mahasiswa dan dosen tetap berada di tempat tinggalnya masing-masing. Semua terhubung di ruang maya melalui internet. Kuliah , seminar, sidang, rapat, dan wisuda dilakukan secara virtual.
Sebelum ini kita sudah merasa nyaman semua aktivitas dilakukan dengan bertemu secara fisik, namun semua berubah setelah negara api menyerang…eh salah, setelah virus corona menyerang. 🙂
Untung zaman modern ini ada internet sehingga semua kegiatan akademik, termasuk sidang TA, tetap bisa berjalan sebagaimana biasa. Soal apakah efektif atau tidak, itu soal lain.
Saya akan menceritakan pengalaman saya melakukan sidang tugas akhir, tesis, dan disertasi mahasiswa secara daring. Jika sidang secara luring (offline) dilakukan di dalam ruangan tertutup, dihadiri oleh mahasiswa yang sidang, dosen penguji, dan dosen pembimbing, maka sidang secara daring dilakukan di dalam sebuah meeting room virtual yang dibuat (create) terlebih dahulu menggunakan aplikasi video conference seperti Zoom atau Google Meet (kami menggunakan Google Meet dengan pertimbangan lebih “murah” dan fleksibel dibandingkan Zoom). Waktu dan tanggal sidang pun sudah ditetapkan dengan menggunakan aplikasi Calender di Google.
Dosen dan mahasiswa bertemu di ruang virtual ini. Tautan (link) ke meeting room sudah dibagikan jauh-jauh hari kepada dosen pembimbing, dosen penguji, dan mahasiswa melalui surel. Saat waktu sidang tiba, klik tautan tersebut untuk join dan ruang sidang pun muncul di layar komputer menghadirkan semua peserta sidang (dosen dan mahasiswa). Bagi dosen yang tidak ingin wajahnya ditampilkan maka kamera di komputernya bisa dimatikan.
Tatacara sidang TA secara virtual dilakukan persis sama seperti sidang secara luring. Ada pembukaan, presentasi dari mahasiswa, tanya jawab dari dosen penguji, penilaian hasil sidang secara tertutup, dan pembacaan hasil sidang. Sesi penilaian secara tertutup oleh dosen penguji dan pembimbing dilakukan dengan cara meminta mahasiswa meninggalkan (left) meeting room virtual untuk kemudian dipanggil lagi (melalui whatsapp) dan disuruh join video conference kembali setelah sesi penilaian tertutup selesai. Hal ini persis seperti pada sidang secara luring, mahasiswa diminta keluar ruang sidang, lalu kemudian dipanggil masuk kembali untuk mendengarkan pembacaan hasil sidang. Proses sidang dapat direkam (REC) jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk melihat kembali pelaksanaan sidang.
(Keterangan gambar: Dua buah skrinsut yang saya tampilkan di atas adalah dua orang mahasiswa saya yang sidang TA. Mahasiswa pertama berada di Singaraja (Bali), satu lagi di Medan, sedangkan dosen pembimbing dan dosen penguji berada di rumahnya Bandung).
Lalu, bagaimana dengan pengisian form penilaian sidang yang biasanya pada sidang secara luring menggunakan form kertas? Mudah saja. Semua form penilaian dan berita acara sidang diubah formatnya menjadi format digital menggunakan aplikasi Google Form yang dapat diakses secara daring pula. Dosen pembimbing dan penguji tinggal mengisi form tersebut dari komputernya masing-masing. Berita acara sidang yang berisi catatan perbaikan dikirim secara otomatis ke surel mahasiswa.
Bagaimana dengan naskah TA mahasiswa, apakah perlu dikirim ke rumah dosen dalam bentuk hard copy atau apakah soft copy-nya dikirim melalui surel? Tidak perlu. Merepotkan saja. Naskah TA semua mahasiswa yang sidang pada periode ini disimpan di dalam Google Drive. Dosen cukup mengklik tautan Google Drive yang berisi soft copy TA tersebut, tinggal diunduh atau cukup dibaca saja.
Lihat, semua proses, baik sebelum dan selama pelaksanaan sidang, dilakukan secara daring, tanpa kertas (paperless), dan sangat mangkus (efisien). Aplikasi yang disediakan Google sangat bermanfaat, mulai dari aplikasi Calender untuk menetapkan waktu sidang, Google Form untuk membuat form penilaian, Google Meet untuk melakukan video conferebce, dan Google Drive untuk menyimpan dokumen TA.
Ke depan, meskipun pandemi corona nanti sudah berakhir dan aktifitas temu fisik kembali berjalan, saya pikir sidang secara daring ini akan menjadi model yang dapat diteruskan. Dosen dan mahasiswa tidak perlu hadir di kampus. Semua form dan dokumen tersedia secara daring. Tatacara sidangnya sama seperti sidang secara luring.
Memang semua orang di dalam sidang tidak hadir secara fisik, tetapi secara virtual saja. Apalah bedanya. Jauh secara fisik, namun tetap berdekatan secara niskala.
Selama sidang secara virtual saya tidak harus berada di depan laptop terus menerus. Saya bisa mengikuti proses sidang sambil tiduran, pun saya tidak harus berada di dalam ruangan, bisa di kebun, taman, atau halaman rumah, asalkan koneksi internet tetap baik. Saya bisa pergi sebentar ke dapur mengambil kudapan, membuat minuman, atau menengok anak di dalam kamarnya, lalu balik lagi ke meja laptop mendengarkan mahasiswa presentasi atau dicecar pertanyaan oleh dosen penguji. Sersan. Serius tapi santai. 🙂