Pulang mengajar dari kampus malam itu, saya singgah dulu di Toserba Borma Antapani. Mau beli pesanan dari anak. Hujan deras di luar membuatku tertahan di sini menunggu hujan reda. Seorang remaja duduk di pojok toko menggenggam dagangan roti di pangkuannya. Duduk termangu memandang orang-orang lewat. Kudekati dia.
+ Jualan apa itu, Dik?
– Roti, Om
+ Berapa satu?
– Dua ribu, Om
+ Nggak sekolah?
– Sekolah, Om, di SMA …(sambil menyebutkan sebuah sekolah di Antapani), kelas 1
+ Tinggal di mana?
– Di gang Antapani Lama, Om.
+ Ini roti diambil dari mana?
– Dari warung Mamah. Kata Mamah daripada nggak ada kerjaan, sok jualkan roti ini, nanti ada sebagian hasilnya buat jajan kamu.
+ Oh, gitu.
– Iya, Om, lumayan, jadi nggak minta jajan lagi dari orangtua.
+ Tiap hari jualan di sini?
– Iya, dari jam 4 sore
Anak baik. Dia sudah belajar mandiri dan merasakan susahnya orangtua mencari uang. Saya pun membeli rotinya lima, dan kulebihkan uangnya.
Dan hujan pun masih turun.
Alhamdulillah. Feeling grateful in every condition