Hujan dan Jemuran Mahasiswa Kos

Saat mengajar di kelas, tiba-tiba hujan deras turun. Semua mata mahasiswa menoleh ke arah jendela, melihat hujan turun dengan lebatnya. Terlihat sebagian mereka agak gelisah. Mungkin gelisah memikirkan bagaimana pulang ke kosan nanti?

Saya pun bertanya kepada mereka:

+ Kenapa kalian tampak gelisah? Ingat jemuran di kosan basah kuyup ya?

Semua mahasiswa tertawa. Hahaha…

Saya pun bercerita. Dulu saat saya jadi mahasiswa ITB, saya biasa mencuci pakaian sendiri, baik waktu ngekos maupun saat tinggal di asrama mahasiswa ITB. Tiga hari sekali mencucinya. Ditumpuk dulu semua pakaian kotor di dalam keranjang. Nggak repot-repot amat mencucinya, cukup direndam di dalam ember dengan deterjen Rinso. Rinso kan mencuci sendiri (demikian bunyi tagline iklan Rinso zaman itu) 🙂 . Biarkan rendaman cucian selama satu jam, kucek-kucek, lalu bilas. Setelah diperas, dijemur di atas atap kosan (ada tali jemuran di atas atap), kemudian ditinggal pergi kuliah. Sore atau siang sepulang kuliah jemuran sudah kering.

Nah, apesnya saat sedang asik kuliah di kampus, tiba-tiba hujan turun. Saya yang sedang mendengarkan dosen menerangkan kuliah langsung buyar fokusnya, teringat cucian di jemuran tadi, pasti basah lagi. Siapa yang mengangkat jemuran saya nih? Apakah ada teman yang sedang berada di kosan mau membantu mengangkatnya sebelum hujan? Hihihihi…kalau semua teman kosan juga sedang di kampus, apes deh, nggak selamat jemuran saya.

Kalau semua pakaian basah dan tidak punya persediaan yang kering lagi, terpaksa deh saya pakai CD side A side B. Hahahaha…

Namun ketika saya dan teman-teman satu alumni SMA mengontrak rumah ramai-ramai, maka saya tidak lagi mencuci sendiri. Kami mengambil pembantu yang dipanggil bibi. Bibi ini umumnya warga sekitar rumah kontrakan kami. Kami iuran per orang per bulan untuk menggaji bibi. Selain mencuci baju dan menyetrika pakaian kami, bibi bertugas berbelanja ke pasar, memasak dan menyiapkan sarapan untuk kami. Kami tinggal belajar dan kuliah saja, tidak pusing urusan mencuci dan makan lagi. Tetapi tinggal bersama dalam satu kontrakan hanya setahun saja, setelah itu kami berpisah dan kos sendiri-sendiri. Saya pun mulai mencuci sendiri lagi.

Kalau mahasiswa kos zaman sekarang apa masih ada yang mencuci sendiri ya? Sekarang kan serba mudah, jika malas mencuci, cukup cuci pakaian di tempat laundry saja. Laundry ada di mana-mana. Murah lagi, sebab hitungannya per kilo pakaian. Nggak perlu resah jika hujan turun saat sedang di kampus.

Pos ini dipublikasikan di Pengalamanku. Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.