“Kita harus tegak lurus mengikuti arahan Ibu Ketua Umum”, kata Puan Maharani kepada kader partai PDIP (Berita: “Puan Bertekad PDIP Hattrick Menang Pemilu, Kader Tegak Lurus Megawati” )
“Golkar selalu tegak lurus pada peraturan,” kata Nurul Arifin dalam keterangannya, Senin (11/4/2022).
Nurul menyampaikan selama ini Golkar selalu mengikuti aturan terkait Pemilu, termasuk Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden. (Berita: “Dukung Pemilu 2024, Nurul Arifin: Golkar Selalu Tegak Lurus pada Aturan” )
Relawan Jokowi Plat K meneguhkan sikap mendeklarasikan untuk tegak lurus setia 2024 bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), dalam acara Silahturahmi Daerah (Silatda) eks karesidenan Pati Plat K yang terdiri dari Kabupaten Pati, Rembang, Grobogan, Blora, Kudus, Jepara. (Berita: Relawan Plat K Tegak Lurus Setia Bersama Jokowi hingga 2024)
“Menteri-menteri harus tegak lurus dengan kebijakan presiden”, kata seorang pengamat politik dalam penjelasannya di Jakarta kemaren.”
Saya sering mendengar dan membaca pernyataan seperti itu, kata tegak lurus. Ini pengunaan istilah matematika yang tidak tepat. Kenapa digunakan istilah “tegak lurus”? Bukankah tegak lurus itu berarti berbeda 90 derajat? Satu ke barat satu ke utara, atau satu ke timur ssatu ke selatan. Berarti tidak sejalan kalau begitu. Ibarat dua vektor yang ortogonal, hasil kali titiknya sama dengan 0. Saling meniadakan.
Istilah yang tepat adalah “paralel” yang berarti “searah” atau “sejalan”, jadi tidak ada perbedaan. Atau “selaras”, “sinkron”, dan sebagainya. Tererah pakai istilah yang mana yang lebih pas.
Jadi, seharusnya:
“Kita harus sejalan mengikuti arahan Ibu Ketua Umum” atau “Kita harus selaras mengikuti arahan Ibu Ketua Umum”
“Golkar selalu searah pada peraturan,” atau “”Golkar selalu paralel pada peraturan,””
“Menteri-menteri harus selaras dengan kebijakan presiden” atau “Menteri-menteri harus sejalan dengan kebijakan presiden”