Tiga minggu yang lalu kami mendapat kabar yang mengagetkan. ART (pembantu) kami yang sudah bekerja dengan kami selama 15 tahun telah dipanggil oleh Allah SWT di Cibatu, Garut. Dia wafat pada har Rabu pagi tanggal 5 Juli 2022. Tidak menyangka secepat itu.
Sejak awal tahun yang lalu ART kami ini sudah sakit-sakitan. Beberapa kali dia on-off-on-off masuk kerja. Sengaja dia mengontrak sebuah kamar di RW tetangga agar dekat ke rumah kami sehingga bisa berjalan kaki ke rumah (ART kami tidak menginap, dia masuk kerja pagi dan pulang sore, sejak dulu seperti itu, sejak 15 tahun yang lalu). Sejak suaminya wafat pada awal tahun 2021, dia seperti kehilangan pegangan dan sering sakit. Meskipun sudah berulang kali tidak masuk kerja, namun dia tetap ingin bekerja di rumah kami (Baca: ART yang Kembali Lagi). Dia betah bekerja di rumah kami, buktinya sudah 15 tahun dia bekerja sejak anak bungsu kami masih berusia 6 bulan!
Awal tahun 2022 dia sudah mulai mengeluh pada kakinya. Sudah tidak kuat berjalan, namun dia tetap memaksakan diri untuk bekerja. Sudah saya katakan kepadanya, tidak apa-apa dia beristirahat saja dulu, tidak usah bekerja, tetapi dia tidak mau. ART kami juga menderita diabetes, kadar gulanya tinggi.
Karena kadar gula yang tinggi itulah makanya dia belum pernah mendapat vaksinasi covid. Ketika musim covid varian delta lagi parah-parahnya pada tahun 2021, saya dan seisi rumah sudah berhati-hati supaya tidak ada yang terkena covid. Si Bibi (ART) tergolong komorbid, beresiko tinggi jika terkena covid. Namun alhamdulillah tidak ada di antara kami yang terkena covid pada tahun 2021. Si bibi pun di rumah selalu pakai masker dan kami mewanti-wanti agar dia menghindar bertemu orang banyak, selalu pakai masker jika ketemu keluarga, dan lain-lain.
Namun pada bulan Februari 2022 istri saya terkena covid varian ommicron sepulang dari Surabaya. Istri pun harus isolasi di rumah, dan demi keselamatan semua, termasuk ART, kami pun merumahkannya, tidak mengizinkannya kerja dirumah. Dia pun pulang ke Garut, ke rumah anaknya.
Setelah istri sembuh dari covid, satu bulan kemudian, si bibi masuk kerja lagi. Namun hanya sebentar, dia sering sakit, dan puncaknya setelah dia mengeluh sudah tidak kuat berjalan. Ada keropos pada tulang kakinya. Dia pun pulang ke rumah anaknya di Garut kembali. Sejak saat itu kami tidak pernah bertemu dia lagi, sampai akhirnya pada suatu hari keluarganya di Bandung mengabarkan dia sudah tiada.
Dua minggu yang lalu kami sekeluarga mendatangi rumah anaknya di Cibatu, Garut, dengan maksud bertakziah dan berziarah. Si bibi dikuburkan di makam keluarganya, tidak jauh dari rumah anaknya. Kami sudah mengikhlaskan semuanya, termasuk semua utang bibi kepada kami. Kami pun meminta maaf kepada anak dan menantunya jika selama si bibi bekerja kami melakukan kesalahan.
Bagaimanapun ART kami sudah banyak “berjasa” kepada keluarga kami. Saya dan istri bekerja (sekarang istri saya sudah tidak bekerja lagi). Kami perlu ART yang tidak hanya mengerjakan pekerjaan rumah (mencuci, menyetrika, beres-beres rumah), tetapi juga menjaga dan menyiapkan kebutuhan anak selama kami bekerja di kantor. Anak saya masih kecil-kecil saat itu, si bungsu masih berusia 6 bulan ketika dia mulai bekerja, dua anak lain masih sekolah. ART kami yang memandikan si bungsu, memberi makan, menidurkan, lalu menunggu anak yang lain pulang sekolah, menyiapkan makan siangnya, dan sebagainya.
Satu pengalaman yang tidak terlupakan bagi saya adalah ketika si bungsu yang saat itu berusia 2 tahun hampir saja tidak bisa bernapas setelah tak sengaja buah lengkeng tertelan masuk ke tenggorokannya. Saya yang tidak ngeh saat itu tidak melihat kejadiannya. Istri saya yang melihat dan panik. Tetapi untunglah dengan sigap si bibi langsung memukul tengkuk si bungsu sehingga buah lengkeng itu keluar dari mulutnya. Terlambat sedikit bisa fatal. Saya yang tidak punya pengalaman tentang kasus seperti ini tentu juga panik dan tidak tahu harus berbuat apa. Namun si bibi mungkin sudah punya banyak pengalaman hidup mengasuh anak sehingga dia tahu apa yang harus dilakukan.
Alfatihah buat si bibi, ART kami yang setia. Semoga Allah SWT melapangkan kuburnya dan menempatkannya pada tempat yang layak di sisi-Nya.
Keren.. lu masih aktif dari dulu jam gue kuliah sampai sekarang… dah belasan tahun