Arsip Kategori: Romantika kehidupan

ART Kami Telah Tiada

Tiga minggu yang lalu kami mendapat kabar yang mengagetkan. ART (pembantu) kami yang sudah bekerja dengan kami selama 15 tahun telah dipanggil oleh Allah SWT di Cibatu, Garut. Dia wafat pada har Rabu pagi tanggal 5 Juli 2022. Tidak menyangka … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | 1 Komentar

Mamang-Mamang Penjual Air Gerobak

Setiap pagi di Antapani saya sering bertemu dengan mamang-mamang yang mendorong gerobak berisi jerigen-jerigen air. Air itu dijual ke rumah-rumah yang mengalami seret air. Satu gerobak berisi 13 sampai 14 jerigen air PDAM. Air satu gerobak itu harganya 65 ribu … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan, Seputar Bandung | 1 Komentar

Roti dari Warung Mamah

Pulang mengajar dari kampus malam itu, saya singgah dulu di Toserba Borma Antapani. Mau beli pesanan dari anak. Hujan deras di luar membuatku tertahan di sini menunggu hujan reda. Seorang remaja duduk di pojok toko menggenggam dagangan roti di pangkuannya. … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | 1 Komentar

ART yang Kembali Lagi

Pembantu (ART) di rumah kami sudah bekerja sejak si bungsu umur 6 bulan. Sekarang si bungsu sudah berumur 14 tahun, berarti ART sudah bekerja lebih dari 13 tahun. Awet ya. Sistemnya tidak menginap, dia datang pagi pukul 9 lalu pulang … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | 1 Komentar

Generasi kedua tahu Mang Yadi

Sudah beberapa bulan saya tidak melihat Mang Yadi lewat di depan rumah menjajakan tahunya. Tahuuuuu…, begitu teriaknya setiap kali lewat di depan rumah saya. Saya sudah berlangganan tahu Mang Yadi sudah cukup lama. Dia menjual tahu cibuntu, salah satu produk … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | 1 Komentar

Keinginan Setelah Pandemi Corona

Apa keinginanmu setelah pandemi corona dinyatakan sudah aman (terkendali)? Cukup lama masyarakat kita kita berada di rumah saja, tidak bisa pergi ke mana-mana, atau menunda pergi ke mana-mana. Khawatir situasi belum aman, khawatir tertular corona, dan sebagainya. Beresiko. Maka, kebanyakan … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan, Seputar Bandung | Meninggalkan komentar

Merasa Tidak Tega versus Kebutuhan Hidup Bang Gojek

Malam-malam saat hujan turun saya ingin makan martabak. Saya pesanlah  martabak di Babakan Sari via gofood.  Saya pikir Babakan Sari dekat dengan rumah saya di Antapani. Antapani dan Babakan Sari Kiaracondfong hanya dipisahkan oleh sebuah kali, Kali Cidurian namanya.   … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | Meninggalkan komentar

Mamang Pedagang Bacang

Pagi-pagi dia sudah berkeliling perumahan di Antapani dengan sepedanya, menjajakan bacang yang masih hangat. Tiga buah bacang harganya sepuluh ribu. Saya yang olahraga jalan kaki setiap pagi selalu bertemu dengan mamang ini. Saya lupa menanyakan namanya, sebut saja Mang Aryo. … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | Meninggalkan komentar

Bapak Penjual Tahu Sumedang (2)

Tahuuu….. Setiap pagi bapak penjual tahu sumedang lewat di depan rumah saya. Dia memikul dua buah ketiding bambu (apa ya Bahasa Indonesianya?). Satu ketiding berisi penuh tahu goreng, satu ketiding lagi berisi lontong. Di kota besar seperti Bandung masih cukup … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | Meninggalkan komentar

Menanti Panggilan Kerja

Setiap pagi para pekerja serabutan duduk menanti di Jalan Indramayu, Antapani, Bandung. Mereka adalah buruh-buruh kuli yang umumnya berasal dari kampung yang sama di Majalengka, sebuah kabupaten di bagian timur Jawa Barat. Mereka datang ke Bandung jika di kampung tidak … Baca lebih lanjut

Dipublikasi di Romantika kehidupan | 1 Komentar