Pada Semester 1 tahun akademik 2022/2023 yang lalu saya mendapat tugas mengampu sebuah mata kuliah di ITB kampus Jatinangor. Mahasiswa yang saya ajar adalah mahasiswa Teknik Informatika kelas K3. Mereka semua mahasiswa angkatan tahun 2021, yang merupakan mahasiswa Teknik Informatika angkatan pertama yang kuliah di kampus Jatinangor, mereka diterima masuk ITB melalui jalur seleksi mandiri. Kelas di kampus Jatinangor diperlakukan sebagai kelas paralel dari kampus ITB Ganesha. Di kampus Ganesha ada dua kelas paralel Teknik Informatika angkatan 2021, yaitu K1 dan K2, sedangkan kelas di kampus Jatinangor dinamakan kelas K3. Secara materi perkuliahan sama saja antara Informatika di kampus ITB Ganesha dengan Informatika di kampus ITB Jatinangor.
Semua perkuliahan, termasuk praktikum, dilaksanakan di Gedung ITB-Korea Cybersecurity R&D Center yang terletak di sebelah gedung Rektorat kampus ITB Jatinangor. Gedung ini sering dinamakan gedung KOICA saja, yaitu nama lembaga Korea yang mendanai pembangunan gedung ini beserta infrastrukturnya. Oh ya, selain Program Studi Teknik Informatika, di gedung ini juga tempat perkuliahan mahasiswa Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi (STI) kelas paralel K3 angkatan 2021. Kedua program studi tersebut, Teknik Informatika dan STI, berada di bawah fakultas STEI (Sekolah Teknik Elektro dan Informatika).
Tentang gedung KOICA sebagai tempat perkuliahan mahasiswa Prodi Informatika dan Prodi Sistem & Teknologi Informasi kelas ITB Jatinangor saya ceritakan di dalam sebuah vlog di kanal YouTube sebagai berikut:
Tentu saja jarak dari kampus ITB Ganesha ke kampus ITB Jatinangor lumayan jauh, yaitu sekitar 30 km. Untuk menuju ke kampus Jatinangor, ITB menyediakan mobil shuttle bagi dosen-dosen ITB yang mengajar di sana. Berangkat dari kampus Ganesha ke kampus Jatinangor tersedia mobil shuttle setiap jam, begitu juga sebaliknya. Perjalanan dari kampus Ganesha ke kampus Jatinangor melewati jalan tol Pasteur-Cileunyi dan membutuhkan waktu 45 menit (jika tidak macet), begitu juga sebaliknya.
Selain mobil shuttle yang disediakan oleh ITB, fakultas saya, STEI, juga menyediakan mobil shuttle bagi dosen-dosen STEI yang mengajar di Jatinangor, diantar jemput ke kedua kampus tersebut pergi dan pulang. Saya lebih sering naik mobil shuttle STEI ke Jatinangor, hanya memakai mobil shuttle ITB jika mobil STEI sedang digunakan untuk keperluan lain.
Perjalanan dari kampus ITB Ganesha ke kampus ITB Jatinangor, begitu juga sebaliknya, saya ceritakan di dalam dua buah vlog di kanal YouTube sebagai berikut:
Jika mengajar di kampus Jatinangor maka kita harus menyediakan waktu setidaknya setengah hari untuk mengajar dan perjalanan pulang pergi. Mengajar 2 jam perkuliahan (100 menit) atau 1 jam (50 menit), perjalanan pulang pergi 90 menit (jika tidak macet), istirahat, sholat, makan dan sebagainya. Jadi, jika saya mengajar di kampus Jatinangor, maka sesudah dari sana saya tidak punya waktu lagi untuk mengajar kuliah di kampus Ganesha. Kebetulan saya mendapat jam kuliah sore hari, pukul 15.00 – 17.00 dan 15.00 – 16.00. Dari kampus Ganesha saya naik mobil shuttle jam 13.00, istirahat sebentar, lalu kuliah di kelas, selanjutnya pulang ke kampus Ganesha pukul 16.00 atau pukul 17.00. Tiba di Bandung sudah sore/maghrib karena kemacetan setelah keluar gerbang Pasteur (bersamaan dengan jam pulang kerja), dan tiba di rumah sudah malam jelang Isya. Capek? Iya tentu, tetapi dinikmati saja, dan lama-lama terbiasa. Alhamdulillah. Tidak masalah. Demi mahasiswaku di Jatinangor. ๐
Mengajar di kampus Jatinangor, khususnya di Gedung KOICA, bagi saya cukup menyenangkan. Fasilitas di dalamnya bagus, ya ruang kelasnya, ya labnya, ruang belajarnya, toiletnya, musholanya, wifi-nya, dan sebagainya. Masuk ke dalam gedung KOICA serasa masuk kafe karena interiornya ditata futuristik. Ruang kuliah diisi furnitur meja dan kursi, jadi mahasiswa lebih leluasa menaruh buku, laptop, dan sebagainya di atas. Di depan kelas ada layar untuk proyektor, dan sekarang sudah ditambah dengan TV besar sebagai layar monitor.
Di gedung KOICA di lantai dasar terdapat ruang auditorium yang cukup besar. Ruangan ini sering dipakai juga untuk tempat pelaksanaan ujian (UTS dan UAS) agar duduk mahasiswa bisa berjarang. Ujian mata kuliah saya pada saat UAS dilaksanakan di ruangan ini.
Di bawah ini vlog saya bersama asisten menceritakan mengawas ujian akhir semester di ruang auditorium tersebut. Ssstt…harap tenang, ada ujian. ๐
Sedangkan video di bawah ini menceritakan pelaksanaan UTS di ruang kelas (bukan di ruang auditorium).
Wah, cukup banyak juga ya saya membuat vlog khusus membahas aktivitas di kampus ITB Jatinangor ya, sampai lima buah video, hahahaha…. ๐
Mahasiswa Informatika angkatan 2021 sebagai angkatan pertama yang kuliah di sini jumlahnya memang tidak banyak, hanya 30 orang saja, sesuai kapasitas ruangannya. Untuk Prodi STI juga 30 orang. Belum ada adik tingkat atau kakak tingkat mereka di sana. Saya melihat mereka hepi-hepi saja kuliah di Jatinangor. Pernah saya bertanya apakah mereka suka kuliah di Jatinangor. Rata-rata menjawab suka dan betah kuliah di sana. Suasana kampus Jatinangor yang sepi, tenang, dan rindang pepohonan, memang sangat mendukung untuk belajar.

Demikianlah pengalaman saya mengajar di kampus ITB Jatinangor selama semester 1 kemarin. Secara umum menyenangkan. ๐