Ingin cepat lulus kuliah, UKT, dan kekurangpedulian

Saat mengajar di kelas kemarin, saya bertanya: apa yang paling kalian inginkan?

Jawaban mereka: ingin cepat lulus kuliah.

Kenapa ingin cepat lulus, tanya saya.

UKT mahal pak, jawab mereka.

Hari-hari ini UKT jadi isu hangat. Mahasiswa di berbagai perguruan tinggi negeri demo protes menolak kenaikan UKT, bahkan di Unri seorang mahasiswa yang memposting video protes UKT dilaporkan oleh rektornya ke polisi (namun laporan sudah ditarik kembali).

Kuliah saat ini semakin mahal, mahasiswa berpikir lebih realistis: ingin cepat-cepat lulus, ingin cepat kerja, agar tidak membebani orangtua. Kampus sih oke oke saja mahasiswa ingin cepat lulus tepat waktu karena mahasiswa yang lama lulus akan membebani kampus. Subsidi pemerintah buat PTN sekarang sudah semakin berkurang, kampus kerepotan mencari dana untuk operasional. Salah satu jalan keluar adalah menaikkan UKT dan memperbesar porsi seleksi jalur mandiri menjadi 40%.

Tetapi mahasiswa yang ingin cepat-cepat lulus juga menghasilkan fenomena yang cukup memprihatinkan. Mahasiswa sekarang lebih mementingkan akademik dan mencari nilai sebagus mungkin karena persaingan kerja semakin keras. Akibatnya mahasiswa PTN zaman sekarang agak kurang peduli (atau kurang tertarik) dengan isu-isu sosial kemasyarakatan, masalah-masalah bangsa, masalah rakyat, dsb. Ada sih yang peduli, tapi jumlahnya relatif sedikit. Medsos juga banyak mengubah perilaku mahasiswa zaman sekarang. Isu-isu itu sekedar wara wiri di akun medsos mereka, lalu sebatas dibaca dan sesekali ikut komen.

Begitulah pragmatisme hidup zaman sekarang. Idealisme sudah mulai luntur oleh arus zaman yang serba materialistik.

Pos ini dipublikasikan di Pendidikan. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.