Balada emak dan anak lanangnya

Jadi, kalau seorang ibu sangat dekat secara batin dengan anak lelakinya (anak lanang), itu hal yang sudah umum diketahui orang. Sebab, anak bujangnya itulah nanti yang akan menjadi pelindung ibunya dan keluarganya. Boleh jadi kedekatan seorang ibu kepada anak bujangnya itu melebihi kedekatan dengan anak perempuannya.

Ketika anak bujangnya itu pergi merantau jauh, untuk bekerja atau menimba ilmu (kuliah), maka kerinduan seorang ibu kepada anak lelakinya itu tak tertahankan. Apalagi jika anak bujangnya jarang berkirim kabar, sekedar mengirim foto, atau sekadar mengirim pesan di whatsapp.

Seorang ibu dari mahasiswaku mengirim pesan DM (direct message) di Instagram, sepertinya dia menjadi follower di akun IG-ku, padahal saya tidak mengenalnya. Dia merasa senang setiap kali saya memposting foto-foto kegiatan mahasiswa di akun IG-ku, dan berharap salah satu foto itu ada putra lelakinya, tetapi tidak pernah ada. Setiap kali melihat foto teman-teman putranya di IG ku, menetes air matanya, namun tidak ditemukan putranya di antara foto-foto tersebut.

“Putra saya itu jarang mengirim pesan WA atau berkirim foto, Pak. Akun IG nya juga kosong, tidak ada sama sekali foto yang diposting olehnya. Ditelpon juga susah, jawab pesan WA juga susah. Bahkan saya mau menengok dia ke Bandung juga tidak boleh”, kata ibu tersebut via DM. Sedih.

Saya bisa merasakan betapa rindunya ibu tersebut dengan putranya. Tapi putranya tipe mahasiswa zaman kini, agak cuek-cuek bebek, sibuk, dan jarang berkirim kabar. Padahal seorang ibu di seberang sana menanti kabar tentangnya.

Lalu saya pun punya inisiatif. Saya panggilah mahasiswa tersebut ke lab saya. Kita ngobrol-ngobrol apa saja tentang kuliahnya (kebetulan dia mahasiswa perwalian saya). Lalu saya pun mengajak foto selfi dengannya. Selanjutnya karena dia baru selesai seminar, maka saya pun memfoto dia lagi tertawa bahagia usai seminar proposal.

Foto-foto itu pun saya kirim ke ibu tersebut via DM. Reaksi ibu tersebut sungguh luar biasa. “Masya Allahhh…, katanya, terima kasih banget saya bisa lihat anak saya. Bahagia banget saya lihat foto dia”, katanya dengan terharu.

Alhamdulillah, kekangenan seorang ibu dengan anak bujangnya yang jauah di mato akhirnya terobati. Saya pun ikut senang bisa membuat orang lain bahagia.

Jadi memang benar ya, hubungan batin seorang ibu dengan anak lelakinya sangatlah dalam.

Pos ini dipublikasikan di Pengalamanku, Seputar ITB. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.