SBY dan Kerbau

Kemarin Presiden SBY menunjukkan kekesalannya atas aksi demonstrasi 100 hari pemerintahannya. Pasalnya para demonstan membawa seekor kerbau dan di tubuh kerbau itu ada tulisan SBY dan foto dirinya. Para demonstran mungkin ingin mengatakan bahwa SBY seperti kerbau yang badannya besar tetapi bodoh (SBY badannya kan besar).


(Foto dan berita diambil dari sini)

Tentu saja SBY geram, dan saya pikir itu adalah hal yang wajar. Coba, kalau anda atau orangtua anda disamakan dengan kerbau, tentu anda marah. Kalau anda tidak marah, berarti tidak normal tuh. Secara pribadi saya tidak setuju dengan aksi demonstran yang melecehkan etika itu. Bukannya saya mau membela SBY lho, namun saya ingin proporsional sajalah. Presiden itu kan simbol negara, seperti halnya bendera merah putih dan lambang negara burung garuda. Ada UU yang melarang kita merendahkan simbol-simnbol negara. Bendera saja misalnya, tidak boleh diinjak-injak, apalagi mengenai tanah ketika dikibarkan.

Hal yang sama juga berlaku pada Presiden sebagai simbol negara. Sebagai simbol negara, maka dia adalah representasi negara. Kalau Presiden pergi ke luar negeri maka, dia mewakili negara yang besar ini. Apa yang diucapkan oleh Presiden adakah pernyataan resmi yang mewakili negara. Jadi, pelecehan terhadap SBY dengan menyamakannya sebagai kerbau tentu adalah pelecehan terhadap negara itu sendiri.

Saya melihat para demonstran itu tidak mengerti etika berdemonstrasi. Mereka lebih banyak mengandalkan emosi kebencian ketimbang berdemonstasi secara cerdas dan santun. Aneh juga, padahal yang membawa kerbau itu anak muda yang saya yakin itu mahasiswa. Sebagai orang berpendidikan tinggi tentu mereka seharusnya lebih mengedapankan intelektualitasnya dalam berdemo. Atau saya yang salah lihat, mungkin saja yang membawa kerbau itu preman mabuk yang putus sekolah? Entahlah.

Pada sisi lain, SBY juga agak lebay (berlebihan) sih menurut saya dalam menanggapi aksi demo akhir-akhir ini. SBY menjadi tertekan dan akibatnya dia sering curhat kepada publik (melalui media massa) karena kasus itu telah mengganggu ketenangan tidurnya. Seharusnya SBY bersikap tenang, tidak reaktif, dan tidak merasa panik karena adanya wacana pemakzulan dirinya akhir-akhir ini karena kasus skandal Bank Century. Biasa sajalah, tenang man, senyum dong, toh rakyat bisa menilai sendiri siapa ingin memakan siapa. Apa yang terjadi di gedung parlemen dan di istana negara adalah panggung drama yang disaksikan oleh jutaan rakyat. Pada akhirnya rakyat sendiri yang menyimpulkan dan menilai setiap aksi pelaku peran di panggung itu.

Pos ini dipublikasikan di Indonesiaku. Tandai permalink.

14 Balasan ke SBY dan Kerbau

  1. eevooi berkata:

    seperti pepatah, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, mungkin sebagian “parlemen jalanan” tersebut ikut2an kelakuan/etika sebagian anggota “parlemen gedongan” atau mungkin sebaliknya… 😀

    menjadi pemimpin itu harus siap dipuji sekaligus dicaci, bahkan kita sendiri sebagai pemimpin bagi diri sediri kadang kita memuji diri sendiri kadang pula mencaci diri sednri walopun hanya di dalam hati… 🙂

  2. sunni berkata:

    presiden sekarang emang gitu pak, dikit2 curhat, padahal lulusan tentara, gak bisa bekerja dalam tekanan kali ya pak…
    Gak kaya anak IF, kerja di bawah tekanan, pas deadline tubes….

    Tapi, asal gak alay gak papa lah…

  3. anikeren berkata:

    Betul Pak Rin, saya setuju keduanya.
    Demonstran terlalu berlebihan, mengabaikan etika kesopanan. Tapi, anggota dewan yth lebih parah lagi bukan ? Lebih parahnya, karena sebutannya terhormart, tapi tindak-tandakunya -kebanyakan- sebaliknya. Belum lagi tindakan yang tidak kita lihat. Barusan saya mengalami sendiri “hampir kena palak” :).
    Tapi P SBY, juga terlalu cengeng menurut saya :

    Pak Presiden, maaf Bapak terlalu banyak mengeluh

    Salam buat semua…

  4. limaapril berkata:

    setuju pak,
    mahasiswa jaman sekarang sangat mudah terprovokasi dan digerakkan ketika melakukan demonstrasi

    kalo masalah pak sby lebay,,,mungkin sebaiknya lain kali tidak perlu ke media massa ya,,,
    dismpan saja dengan keluarga

  5. Carissha berkata:

    Saya se7 dgn anggapan mahasiswa mmg pake emosi saat demo tapi pejabat juga sering pake emosi toh??? Liat aja klu rapat dan tdk sepaham,ech bukannya tenang malah lempar2an dan tonjok2an! Iya toh!

  6. Kebebasan berexpressi kadang kadang memang kelewatan…
    Di satu sisi… saya setuju bahwa ini merupakan pukulan keras bagi Pak SBY selaku pimpinan negara ini…
    Namun disisi lain… ini kan baru 100 hari… mungkin pak SBY masih pemanasan… susun action plan… dan bulan kemudian baru action…
    Sebaiknya kita sebagai warga negara yang baik… tetap hormat sama pak sby… orang beliau ada diposisi itu karena kita yang pilih…
    Namun kita perlu kritik beliau agar bisa memilih orang orang yang benar atau mengarahkan orang orang beliau kearah yang benar…
    Misalkan… bayar pajak nya… awasi penggunaannya…
    Mana bisa kita mengawasi… wong pajak sendiri ndak mau di buka hasil nya…
    Misal… pajak dari provensi a sebesar sekian trilyun… dan dana tersebut di gunakan untuk : ini sebesar sekian, itu sekian dan lain lain… nah kalau begini, kan kita enak mengontrolnya… heheh… Cuma kritik membangun untuk menyadarkan anak anak bangsa akan pentingnya control and review…

  7. rosa berkata:

    Semua yang terjadi di dunia kan aksi reaksi. Dan secara psikologi kita tidak bisa membuat orang di seluruh dunia suka sama kita. Jadi menurut saya seharusnya terbuka saja dengan semua kritikan.

  8. rosa berkata:

    Komentator yang ini tidak jantan sama sekali, no link.

  9. Ping balik: Global Voices Online » Indonesia: Water buffalo banned in rallies

  10. Dede berkata:

    ane se7 kepala negara = simbol negara,
    tapi simbol negara harus tahan banting & tdk cengeng.

    kl maha siswa ditanya kenapa demo bawa kerbau, sebab kalau demo bawa persiden, pasti di tangkap paswalpres

  11. Ping balik: Indonesia: Buffalo banned from political rallies-Global Voices « FACT – Freedom Against Censorship Thailand

  12. dafit berkata:

    presiden yg curhat lebih baik dari presiden yg memenjarakan para pemfitnah.

  13. angga sasmita berkata:

    pak, bukannya dulu juga pernah ada insiden potong bebek pas jaman Soeharto ya?

    mahasiswa berdemo tidak setuju mengenai pola perpolitikan negeri ini yang membebek ke barat…sudah lama sih, sekitar taun 70-80an, saya juga dengernya dari orang-orang kemahasiswaan

    saya kira sebagaimana yang dulu (insiden bebek), hal yang sekarang ini (insiden kerbau) sebenernya tidak perlu terlalu dipermasalahkan, kalau bahasannya terkait penggunaan hewan…kalau soal substansi, saya gak mau komentar banyak, bisa ada bermacam interpretasi di sana… 😕

  14. Pejuang Akhir berkata:

    Memang seperti itulah mental aparat sekarang,semuanya pengin hidupnya enak,mental amerika semua.Lebih baik bubarin aja negara ini beta sebetulnya pinginya minta merdeka keluar dari negara ini

Tinggalkan Balasan ke dafit Batalkan balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.