Topi Wisuda dan Lagu “Gaudeamus Igitur” yang Diganti

Baru saja saya membaca sebuah berita tentang mahasiswa Universitas Batam (Uniba) menolak rencana wisuda menggunakan peci sebaga pengganti topi toga (Baca: Mahasiswa Uniba Tolak Wisuda Berpeci). Alasannya, menggunakan peci tidak lazim pada acara wisuda, yang lazim adalah topi toga seperti gambar di bawah ini.

Sekilas penolakan ini terdengar kekanakan, tetapi dapat dimaklumi sebab sesuatu yang sudah pakem jika diubah pastilah menimbulkan pro dan kontra. Saya paham dengan aspirasi mahasiswa Uniba tersebut, mereka tidak ingin tradisi yang sudah berurat berakar selama berabad-abad dalam sejarah wisuda perguruan tinggi tiba-tiba diubah begitu saja. Semoga saja masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Saya teringat kasus yang mirip di ITB pada akhir tahun 1990-an. Di ITB juga pernah terjadi perubahan tradisi wisuda, namun berlangsung mulus tanpa penolakan. Perubahan itu terletak pada lagu “Gaudeamus Igitur” yang digunakan untuk mengiringi masuknya para Guru Besar ke ruang wisuda diganti dengan lagu “Mars ITB”.

Selama bertahun-tahun lagu Gaudeamus Igitur selalu dinyanyikan oleh Paduan Suara Mahasiswa ITB pada setiap acara formal yang menghadirkan para guru besar, seperti pada acara wisuda sarjana, sidang senat terbuka penerimaan mahasiswa baru, atau acara Dies ITB. Ketika Rektor dan para Gurubesar berjalan masuk ke ruangan acara, maka paduan suara mahasiswa menyanyikan lagu Gaudeamus tersebut. Saya sendiri pernah menjadi anggota paduan suara mahasiswa ITB ketika menjadi mahasiswa baru dulu. Kami dipilih oleh kakak-kakak senior, lalu selama berhari-hari kami dilatih untuk menyanyikan beberapa lagu, termasuk lagu Gaudeamus yang sakral itu. Pada acara sidang senat terbuka penerimaan mahasiswa baru di kampus, kami tampil di depan menyanyikan lagu Gaudeamus dengan bangga.

Seperti apa lagu Gaudeamus itu, silakan klik video Youtube yang memperlihatkan prosesi rektor dan Gurubesar di UI masuk ke ruangan acara wisuda dan disambut dengan lagu Gaudeamus yang dinyanyikan oleh paduan suara mahasiswa baru UI.

Anda juga bisa mendengarkan lagu Gaudeamus Igitur yang pernah dinyanyikan oleh Paduan Suara Mahasiswa ITB dengan mengklik tautan ini.

Saya dan banyak orang saat itu mungkin tidak terlalu mengerti arti lagu Gaudeamus karena liriknya dalam bahasa latin. Namun, jika kita membaca sejarah ternyata lagu Gaudeamus dipakai untuk banyak tujuan, salah satunya sebagai lagu pembuka untuk bersulang minuman wiski/bir/anggur dalam sebuah pesta perayaan. Arti lirik-lirik lagu tersebut cukup mengejutkan. Begini bunyi lirik lagu yang lengkap beserta terjemahannya:

Gaudeamus igitur – Mari kita bersenang-senang
Uvenes dum sumus – Selagi masih muda
Post icundum iuventutem – Setelah masa muda yang penuh keceriaan
Post molestam senectutem – Setelah masa tua yang penuh kesukaran
Nos habebit humus – Tanah akan menguasai kita
Vita nostra brevis est – Hidup kita sangatlah singkat
Brevi finietur – Berakhir dengan segera
Venit mors velociter – Maut datang dengan cepat
Rapit nos atrociter – Merenggut kita dengan ganas
Nemini parcetur – Tak seorang pun mampu menghindar
Ubi sint qui ante nos – Kemana orang-orang sebelum kita
In mundo fuere? – Yang pernah hidup di dunia ini?
Vadite ad superos – Terbanglah ke kahyangan
Transite in inferos – Terjunlah ke kawah candradimuka
Hos si vis videre – Bila kau ingin menjumpai mereka
Vivat academia! – Hidup kampusku!
Vivant professores! – Hidup para dosen!
Vivat membrum quodlibet! – Hidup seluruh mahasiswa!
Vivat membra quaelibet! – Hidup seluruh mahasiswi!
Semper sint in flore – Semoga kalian semua akan terus maju
Vivat et republica! – Hidup negaraku!
Et qui illam regit – Dan pemerintahannya
Vivat nostra civitas! – Hidup kota kami!
Maecenatum caritas – Dan kemurahan hati para dermawan
Quae nos hic protegit – Yang telah melindungi kami
Vivant omnes virgines! – Hidup para gadis!
Faciles, formosae – Yang sederhana dan elok
Vivant et mulieres! – Hidup para wanita!
Tenerae, amabiles – Yang lembut dan penuh cinta
Bonae, laboriosae – Jujur, pekerja keras
Pereat tristitia – Enyahlah kesedihan
Pereant osores – Enyahlah kebencian
Pereat diabolus – Enyahlah kejahatan
Quivis antiburschius – Dan siapa pun yg anti perkumpulan mahasiswa
Atque irrisores – Juga mereka yang mencemoh kami
Quis confluxus hodie – Siapa yang sekarang telah berkumpul
Academicorum? – di universitas ini?
E longinquo convenerunt – Sejak lama mereka telah berkumpul
Protinusque successerunt – Dan kemudian bersatu
In commune forum – dalam forum bersama
Vivat nostra societas! – Hidup persahabatan kita!
Vivant studiosi! – Hidup studio!
Crescat una veritas – Semoga kebenaran dan kejujuran tercapai
Floreat fraternitas – Tumbuh bersama perkumpulan kita
Patriae prosperitas – Dan tanah air kita akan sejahtera
Alma Mater floreat – Majulah almamater
Quae nos educavit – Yang telah mendidik kami
Caros et commilitones – Kepada sahabat dan kawan-kawan
Dissitas in regiones – Yang terpisah di berbagai wilayah
Sparsos, congregavit – Mari kita berkumpul

Makna lagu Gaudeamus sendiri sebenarnya cukup dalam, ia berbicara tentang kehidupan hingga kematian. Namun, jika dinyanyikan pada acara wisuda yang formal dan sakral, dan semua yang hadir tidak mengerti artinya, tentu kurang pas juga rasanya. Apalagi ada kesan negatif lagu itu digunakan untuk pengantar bersulang meminum bir, sesuatu yang bukan budaya orang Indonesia.

Pada tahun 1990-an (saya lupa persisnya), ITB mengadakan lomba membuat lagu Mars ITB dan Hymne ITB. ITB belum mempunyai lagu-lagu resmi seperti mars dan hymne. Kelak kedua lagu tersebut akan diperdengarkan pada acara-acara resmi ITB. Lomba lagu terbuka untuk umum. Pemenang lagu “Mars ITB” adalah Ibenzani Usman, seorang alumnus Senirupa FSRD ITB (kebetulan putrinya teman satu SMA di Padang).  Sedangkan pemenang lagu “Hymne ITB” adalah Yudia Pancaputra, seorang alumnus Teknik Sipil ITB angkatan 1985, teman seangkatan saya juga.

Begini syair lagu kedua lagu tersebut.

Mars ITB

Derapkan langkah tatap ke depan
ITB citra Ganesha
Curahkan daya kejarlah cita
Bakti pada negara

Siapkan diri, teguhkan hati
Tegarkan tekad pribadi
Langkah dan karya, nyatakan pasti
Dambaan Ibu Pertiwi

Hai putra bangsa insan persada
Tugas mulia menantimu
S’mangat dan tekad kembangkan s’lalu
Sinar terang pasti datang

Kajilah ilmu dan teknologi
Seni dan budaya bangsa
Kukuhkan sikapmu dan tekadmu mandiri
Capai masa gemilang

Rentangkan sayap, pancarkan cita
Cerdaskan putra negara
Hantarkan bangsa Indonesia
Adil makmur sejahtera

Majulah maju pandu sejati
Almamater yang tercinta
S’moga semakin kukuh dewasa
Tetap jaya dan abadi

Di bawah ini syair lagu “Hymne ITB”

Hymne ITB

Dengan bangga kami seru namamu
Almamater nan jaya ITB tercinta
Besar nian sumbangsihmu bagi negri
Bagi cita nan mulia masyarakat sejahtera

Oh, Tuhan kami mohon
Restu dan petunjukMu
Dalam tugas dan bakti
Pada nusa dan bangsa

Anda dapat mengunduh MP3 lagu “Mars ITB” dan MP3 lagu “Hymne ITB” dengan mengklik tautan pada laman ini, atau bisa juga mendengarkan langsung lagunya di sini dan di sini

Lalu, entah kapan dimulainya (saya lupa tahunnya), akhirnya lagu Gaudeamus Igitur yang selama bertahun-tahun dinyanyikan pada acara wisuda, diganti dengan lagu “Mars ITB”. Klik video Youtube di bawah ini untuk melihat salah satu acara wisuda dengan lagu “Mars ITB” untuk menyambut Rektor dan para Gurubesar masuk ke ruangan wisuda di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB.

Sedangkan video berikut ini memperlihatkan penyambutan guru besar ITB dengan lagu “Mars ITB” pada acara sidang senat terbuka penerimaan mahasiswa baru ITB angkatan 1024 di Sabuga.

Apa alasan penggantian itu, saya kurang tahu persis, tetapi tentu bukan karena alasan lagu Gaudeamus adalah lagu pengantar bersulang minum bir, namun saya pikir karena kampus kami ingin punya ciri khas sendiri dengan lagu karya anak bangsa sendiri yang lebih dipahami artinya, ketimbang menyanyikan lagu asing yang hampir semua orang tidak paham artinya.

Saya suka dengan lagu Mars ITB itu. Lagunya menyiratkan semangat ke depan untuk melangkah dengan pasti memajjukan bangsa Indonesia, sesuai dengan bunyi lirik lagu di atas. Setiap mendengar lagu Mars ITB pada acara-acara resmi ITB, tiba-tiba saja bulu ramang saya berdiri.

Pos ini dipublikasikan di Seputar ITB. Tandai permalink.

10 Balasan ke Topi Wisuda dan Lagu “Gaudeamus Igitur” yang Diganti

  1. kevinbudiwicaksono berkata:

    Udah setahun ikutan Padus di kampus saya dan saya baru mempunyai niat untuk mencari artinya. Btw, saya masih mahasiswa di ITENAS.

    Saya setuju dengan opini anda, sesuatu yang sudah bertahun-tahun dilakukan tidak mudah untuk diubah begitu saja. Intinya, kebiasaan tidak akan gampang untuk diubah

  2. anugerahf berkata:

    Pak Rinaldi, kalau bapak tertarik, berikut link untuk lagu mars dan hymne ITB di website KM ITB.

    http://km.itb.ac.id/site/lagu-lagu-kampus/

  3. dhoni berkata:

    oh begitu pak, saya baru ‘ngeh’ dari blog ini, makanya saya heran juga saat wisuda Oktober kemarin kok gak mendengar lagu “Gaudaeamus Igitur” di SABUGA selama prosesi.

  4. dhoni berkata:

    Sama halnya dengan mahasiswa UNISBA diatas pak, saya juga merasa agak sedikit janggal sih, saat “Gaudeamus Igitur” tidak diperdengarkan.

  5. aldi berkata:

    Heran liat video paduan suara mahasiswa UI diatas, kayak liat anak TK paduan suara, gaya bebas, suka2, ada yg ngobrol, ketawa ketiwi, betulin rambutnya, padahal dalam acara sidang terbuka kampus/ wisuda yg notabene sangat formal, beda banget dengan PSM ITB yg bikin bulu kuduk merinding pas dengerin dan liat penampilan mereka nyanyiin mars kampus, wuih jd keingat suasana wisuda 10 tahun yll di Sabuga, pengen kembali ke masa itu euy, ITB citra Ganesha!!!

    • nenden berkata:

      Yang menyanyi untuk paduan suara ini adalah semua mahasiswa baru UI di tahun ajaran itu. Di video memang tidak jelas kalau yang menyanyi adalah semua mahasiswa yang ada di balkon balairung. Jadi memang bisa tidak terkontrol kelakuannya, karena jumlahnya banyak sekali.

  6. wajib berkata:

    Dulu waktu jaman saya, lagu Gaudeamus Igitur diterjemahkan menjadi begini (dgn nada dan irama yg sama) :
    Godain kita dong
    Kita kan ii tee beee
    Godain kita dong
    Kita kan ii tee beee
    Rambut gondrong
    Sombong sombong
    Enggak gondrong
    Enggak sombong
    … (dst)

  7. DangerZone berkata:

    Dari pola pikir yang konyol dan tolol….. nanti bila suatu ada orang menyayikan lagu Padamu negeri sambil minum2 Bir dan alkohol sambil mabuk2an…. maka Segera lagu itu harus di hapus dari daftar lagu2 wajib…. ini sama saja dengan pola pikir tolol yg mengidentikkan lagu Guadeamus dengan lagu pengantar minum bir…. dan harus mengganti lagu tsb. dengan lagu lain…. kenapa gak diganti sekalian dengan lagu Begadang-nya bang Haji???

  8. DangerZone berkata:

    Top Universitas Dunia…. UCLA , Harvard, M.I.T , Cambridge , Oxford….. semuanya masih memegang teguh tradisi akademik dunia, salah satunya dengan menyanyikan Gaudeamus pada graduation day…. orang kita sok sok an…. sok percaya diri dan merasa paling pintar keluar dari tradisi itu…. makanya jangan heran kalo di ranking dunia…. skala universitas2 negeri ini ada di nomer buntut….. mungkin kita berprinsip… biar bodo tapi sombong….

    • aldiprima berkata:

      dangerzone, nickname mu seperti mencirikan kelakuanmu : “bahaya”. Supaya lu tau gak ada korelasi antara keinginan untuk menjadi diri sendiri dengan ranking dunia.

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.