UI dan ITB “Kejar-kejaran” di Scopus.com

Ada berita yang cukup menggembirakan bulan ini bagi ITB. Setelah beberapa bulan perolehan UI berada di atas ITB, hari ini ITB kembali terdepan dalam daftar perolehan Scopus. ITB ada total 1961 makalah yang terindeks, sedangkan UI total 1885 makalah terindeks di Scopus. Untuk melihat informasi ini silakan masuk ke www.scopus.com, lalu klik Affiliation search dan ketik “indonesia”. Ada 20 perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia yang tertinggi di Scopus pada periode Oktober – Desember 2011, yaitu:

1. Institut Teknologi Bandung (1961 dokumen)
2. University of Indonesia (1888 dokumen)
3. Gadjah Mada University (1155 dokumen)
4. Bogor Agricultural University (757 dokumen)
5. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (715 dokumen)
6. Center for International Forestry Research, West Java (548 dokumen)
7. Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (460 dokumen)
8. U.S. Naval Medical Research Unit No. 2 (419 dokumen)
9. Universitas Airlangga (379 dokumen)
10. Universitas Diponegoro (359 dokumen)
11. Universitas Padjadjaran (342 dokumen)
12. Universitas Hasanuddin (317 dokumen)
13. Ministry of Health, Indonesia (300 dokumen)
14. University of Indonesia – Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (260 dokumen)
15. Universitas Andalas (240 dokumen)
16. Brawijaya University (237 dokumen)
17. Universitas Udayana (237 dokumen)
18. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT (222 dokumen)
19. Universitas Syiah Kuala (197 dokumen)
20. Badan Tenaga Nuklir Nasional Indonesia (195 dokumen)

Dari daftar 20 tertinggi itu, hanya 4 perguruan tinggi di luar Jawa yang masuk, yaitu Universitas Hasanuddin Makssar, Universitas Andalas Padang, Universitas Udayana Denpasar, dan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Menariknya, BPPT sebagai lembaga penelitian terkemuka terseok pada posisi 18.

FYI, sebagaimana dikutip dari Wikipedia, “Scopus adalah database yang berisi bibliografi abstrak dan kutipan (citation) untuk artikel jurnal ilmiah. Scopus mencakup hampir 18.000 judul dari lebih dari 5.000 penerbit internasional, termasuk di dalamnya 16.500 peer-review jurnal dalam bidang sains, teknik, kedokteran, dan sosial (termasuk seni dan humaniora). Peer review adalah proses regulasi oleh sebuah profesi atau proses evaluasi yang melibatkan individu-individu yang berkualitas dalam bidang yang relevan. Metode peer review bekerja untuk mempertahankan standar, meningkatkan kinerja dan memberikan kredibilitas. Dalam dunia akademis peer review sering digunakan untuk menentukan kesesuaian sebuah makalah akademis untuk publikasi.”

Apa artinya semua ini? Jika makalah anda sudah diindeks di dalam Scopus berarti makalah anda otomatis sudah terakreditasi karena memenuhi standar publikasi ilmiah internasional. Sebenarnya Scopus bukanlah satu-satunya mesin pengindeks yang berisi citation index makalah akademis, masih ada beberapa mesin melakukan pengindeksan seperti IEEE XPlore (khusus makalah di bidang teknik elektro dan informatika), CiteSeer, Google Schoolar, Index Copernicus, DOAJ, EBSCO, ProQuest, ISI knowledge, dan lain-lain. Dari semua mesin pengindeks itu, Scopus adalah mesin yang paling kredibel dan terkemuka.

Terindeksnya makalah-makalah para akademisi di dalam database index tersebut merupakan sebuah prestasi tersendiri. Karena makalah anda sudah terindeks di dalam database maka makalah anda mudah ditemukan oleh mesin pencari seperti Google. Cukup sulit bagi suatu makalah terindeks di dalam mesin pengindeks seperti Scopus itu. Agar makalah anda dapat terindeks di dalam database mesin pengindeks, maka jurnal ilmiah dan prosiding konferensi yang memuat makalah tersebut harus dikareditasi oleh lembaga yang menyediakan database index seperti Scopus, IEEE Xplore, dan lain-lain. Lembaga penyedia database index melakukan seleksi yang sangat ketat dalam memutuskan terindeksnya jurnal dana prosiding tersebut di dalam database mereka. Kriteria peer-review adalah tolak ukur dalam menilai kredibilitas suatu jurnal dan prosidng.

Dalam bidang teknik elektro, informatika, dan teknologi informasi, dua jurnal dari ITB yaitu International Journal on Electrical Engineering and Informatics (IJEEI) dan ITB Journal of Information and Communication Technology sudah terindeks di Scopus. Baru-baru ini konferensi ICEEI yang rutin dilakukan oleh STEI-ITB setiap 2 tahun sekali juga sudah terindeks di dalam Scopus. Ini artinya jika makalah anda berhasil diterima di dalam jurnal dan prosiding tersebut, maka otomatis makalah anda teridneks di Scopus.

Di bawah ini kutipan e-mail dari Scopus kepada Dekan STEI-ITB perihal diterimanya jurnal fakultas kami, IJEEI, untuk diindeks di dalam Scopus:

From: “Scopus Title Evaluation Team”
To: ijeei@stei.itb.ac.id
Sent: Wednesday, October 5, 2011 1:34:44 PM
Subject: The review of your title for Scopus is complete

Title: International Journal on Electrical Engineering and Informatics
ISSN / E-ISSN: 2085-6830 / 2087-5886
Publisher: School of Electrical Engineering and Informatics Institut Teknologi Bandung

Dear Dr. Ir. Suwarno,

The title mentioned above has been evaluated for inclusion in Scopus by the Content Selection & Advisory Board (CSAB). The review of this title is now complete and the CSAB has advised that the title will be accepted for inclusion in Scopus. For your information, the reviewer comments are copied below:

The journal marginally fulfills the criteria for inclusion in Scopus. The international character of the journal must be strengthened.

If necessary, our Source Collection Management department will contact the publisher in order to set up the content feed for Scopus. The title will be loaded in Scopus as soon as we have access to the title and the content has been processed for indexing. At this moment, there is no further action required from your end.

Yours sincerely,
The Scopus Team

Nah, bagi anda yang senang dengan informasi pemeringkatan perguruan tinggi, FYI lembaga pemeringkat tersebut menggunakan jumlah publikasi terindeks sebagai salah satau kriteria pemeringkatan perguruan tinggi dunia. Seberapa banyak publikasi ilmiah internasional dari perguruan tinggi itu yang diindeks di Scopus, Google Schoolar, dan lain-lain. Makanya tidak heran perguruan tinggi di kawasan regional seperti UKM Malaysia, NTU Singapura, AIT bangkok, dan lain-lain selalu menggenjot akademisinya memasukkan sebanyak mungkin makalah mereka ke dalam jurnal dan prosiding internasional yang telah terindeks. Ujung-ujungnya, peringkat perguruan tinggi itu di dalam World Top University bertengger pada 200 besar, mengalahkan perguruan tinggi Indonesai yang lebih dulu lahir seperti UI, ITB, dan UGM.

Di Indonesia tidak banyak perguruan tinggi yang masuk dalam 1000 world top university. Tiga perguruan tinggi yang selalu masuk peringkat 500 besar adalah UI, UGM, dan ITB. Memang selalu ada pro dan kontra soal pemeringkatan itu, tetapi faktanya pemeringkatan itu selalu ada setiap tahun, dan dampak positifnya pemeringkatan itu membuat perguruan tinggi di Indonesia tersadar dan termotivasi untuk terus memperbaiki kualitas agar sejajar dengan perguruan tinggi terbaik dunia.

Kembali ke judul tulisan ini, UI seringkali bertengger dalam urutan pertama di Scopus mengalahkan ITB. Wajar saja, dengan jumlah dosen mereka yang ribuan (bandingkan di ITB hanya ada 1000-an dosen) dan dana penelitian yang banyak UI berhasil memasukkan jumlah makalah yang paling banyak terindeks di Scopus. Namun untuk periode ini (Oktober hingga Desember), ITB mengambil alih peringkat tertinggi di Scopus. Kontribusi makalah cukup banyak berasal dari kegiatan ICEE 2011 yang berlangsung Juli kemarin (ada sekaitar 200 lebih makalah dengan afilasi ITB pada konferensi ICEE 2011 itu).

Kebijakan ITB saat ini yang mendorong para dosennya mengirim sebanyak mungkin publikasi pada jurnal/prosiding terakreditasi ikut menaikkan perolehan di Scopus. Hal ini merupakan suatu cara untuk memperbaiki peringkat ITB sehingga ITB dapat menjadi perguruan tinggi world class university, sejajar dengan perguruan tinggi kelas dunia lainnya. Dan menariknya, ada insentif yang cukup besar diberikan ITB kepada dosen yang makalahnya terindeks di Scopus, ISI Knowledge, dan mesin pengindeks lainnya.

Sejatinya tentu bukan uang sebagai faktor utama melakuan penelitian dan menulis publikasi ilmiah, tetapi lebih didorong oleh faktor tanggung jawab moral sebagai akademisi yang tidak hanya melakukan pengajaran, tetapi juga penelitian untuk kemajuan ilmu pengetahuan di dunia dan di Indonesia khususnya.

Pos ini dipublikasikan di Seputar ITB. Tandai permalink.

14 Balasan ke UI dan ITB “Kejar-kejaran” di Scopus.com

  1. agung cahyawan berkata:

    kalo tidak login ternyata tidak bisa search 😦

  2. Rinaldi Munir berkata:

    Memang sih Pak harus pakai akun login institusi. Kalau di Univ. Udayana sudah punya akun login ke Scopus, maka semua komputer di sana bisa mengakses Scopus tanpa perlu login individual. Scopus mencatat semua IP addres komputer di Unud.

  3. jerietea berkata:

    semoga saja..karya anak indonesia lebih nyata dari pada sekedar makalah ilmiah. 🙂

  4. Muthmainah berkata:

    ayo Wan, kapan publikasimu masuk scopus??????

  5. oge berkata:

    Klo menurut hemat saya, ada dua kategori karya, yang pertama pengabdian masyarakat. Karya yg dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan masayarakat Indonesia, atau dengan bahasa orang2 Indonesia Karya Nyata. Yang kedua karya hasil penelitian profesional, yang dipublish di jurnal ilmiah dan tentu saja harus berkualitas dan signifikan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. dua2 nya harus berjalan sinergis

  6. fafa berkata:

    Mau koreksi dikit pak, untuk IEEE tidak hanya untuk elektro dan informatika saja, tapi juga untuk jurusan2 lain bisa terindeks di IEEE (saya dari sipil) bahkan untuk ilmu sosial bisa juga lho pak.

  7. Eka berkata:

    Pak, mohon ijin saya kutip yah tulisannya….Makasih

  8. Ping balik: Jurnal ilmiah Indonesia « Armi’s Weblog

  9. jonk berkata:

    pak, supaya sebuah jurnal bisa masuk scopus, itu caranya kita submit jurnal tersebut ke scopusnya, ato mereka yang akan crawl jurnal dari website institusi-institusi pendidikan seperti yang dilakukan google scholar..??
    terima kasih

  10. Tika berkata:

    FYI tambahan jurnal Indonesia dalam bidang biologi tropikal yaitu BIOTROPIA juga sudah terindeks di SCOPUS mulai Mei 2012. Diterbitkan oleh SEAMEO BIOTROP.
    Please visit http://journal.biotrop.org/index.php/biotropia

    Tks

  11. Juliandhy berkata:

    mantap n excellent

  12. Ping balik: Peringkat PT Indonesia, masih yang itu-itu lagi | Catatanku

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.