In Memoriam Prof. Iping Supriana

Sudah hampir dua minggu guru kami, Prof. Iping Supriana, meninggalkan kami di Informatika ITB. Kepergiannya sangat mendadak. Pagi hari Jumat 29 Maret 2019 pukul 6.30 pagi saya menerima pesan dari grup WA tentang kabar duka tersebut. Kaget dan shock! Ya, bagaimana tidak kaget, sebab satu hari sebelumnya saya masih melihat beliau di Aula Timur ITB, saat ada acara asesor serdos di kampus ITB.  Selama ini kami tidak pernah mendengar Prof mederita sakit. Sehat-sehat saja nampaknya. Hari Rabu pun kami di Kelompok Keilmuan Informatika masih rapat bersama dengan beliau. Tapi umur memang rahasia Ilahi. Ajal bisa datang sewaktu-waktu kapan saja dan kita tidak pernah tahu kapannya itu. Prof Iping wafat pada hari baik, hari Jumat subuh dan tidak menyusahkan siapapun, sebab meninggalnya dalam keadaan tidur. Semoga khusnul khotimah, amin.

prof iping

Sesungguhnya saya cukup intens berinteraksi dengan beliau. Saya yunior, beliau senior. Lab saya di depan lab beliau. Kami pun satu kelompok keahlian, dan beliau adalah ketuanya.

Prof Iping adalah sosok humoris, ramah, suka menyapa siapapun, dan jenius. Untuk yang terakhir, siapapun pasti angkat topi. Risetnya banyak,  karyanya tak terhitung. Meskipun sudah sangat senior, tetapi beliau masih aktif melakukan programming, menulis program atau mengembangkan aplikasi untuk riset maupun karyanya. Biasanya banyak guru besar sudah tidak menekuni lagi aktivitas programminng karena lebih fokus pada level abstraksi atau konstruksi model penyelesaian masalah sehingga memprogram sudah tidak dilakukan lagi, jarang, atau bahkan tidak pernah lagi. Sebaliknya, Prof Iping masih melakukan keduanya, ya konstruksi model, abstraksi persoalan, hingga memprogramnya.

Konsistensinya melakukan aktivitas coding dan programming (dua hal yang berbeda) sungguh luar biasa, tidak mengenal tempat dan waktu. Di sela-sela rapat dan seminar pun beliau masih menyempatkan diri menyelesaikan programnya. Bahkan, ketika kami jalan-jalan rekreasi pun beliau tetap asyik memprogram di laptopnya. Sebatang rokok tidak pernah lepas dari tangan.

Foto di bawah ini adalah di Pantai Senggigi, Lombok pada tahun 2015. Ketika kami asyik menikmati suasana sore di pantai menjelang sunset, beliau malah asyik sendiri memprogram di tepi pantai dengan laptop setianya.

Kalau foto di bawah ini di Chonburi, Thailand. Pagi-pagi di halaman belakang hotel di Chonburi, Thailand, beliau sudah sibuk mengkoding program, padahal rekan-rekan kami sedang sarapan dan menyiapkan konferensi ICAICTA 2015 di Chonburi, Thailand.

Meskipun rajin meneliti dan memprogram, namun sholat berjamaah di mushola maupun di masjid Salman ITB tidak pernah dilalaikannya. Beliau selalu sholat Dhuhur dan Ashar di Salman.

Jika tidak sholat di Salman, beliau sholat di mushola di LabTek 5. Saya sering jadi makmumnya. Nah, seringkali sesudah sholat berjamaah beliau mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang susah saya jawab, namun dari situ saya belajar hal yang baru yang banyak belum saya ketahui tentang ilmu agama. Setiap kali selesai diskusi dengan Prof Iping, selalu saya tuangkan ke dalam tulisan di blog ini. Beberapa tulisan saya di blog wordpress terinspirasi dari diskusi dengan beliau. Berikut beberapa tulisan saya yang saya sarikan dari beliau.

  1. Sedang Apa Allah Sekarang

Setelah sholat Dhuhur berjamaah dengan seorang profesor di kampus saya, beliau mengajukan pertanyaan kepada kami (jamaah sholat): “Pernahkah terpikir, sedang apa Allah sekarang?”

Hmmm…pertanyaan sederhana, namun sulit juga menjawabnya. Selama ini saya atau kita tidak pernah terpikir Tuhan itu sedang melakukan apa. Tidak terpikir sampai ke situ. Sedang melihatkah? Sedang mendengarkah? Sedang mengamati makhluk-Nya kah?

Pak Prof menunjukkan jawabannya. Coba buka Surat Ar-Rahman ayat 29 katanya, di sana ada jawabannya. Saya bukalah Al-Quran, dan ketemulah ayat 29 pada Surat Ar-Rahman yang artinya sbb: …. (dst, silakan baca selengkapnya pada tautan di atas)

2. Allah Menjawab Al-Fatihah yang Kita Baca 

(Ini masih lanjutan posting saya sebelumnya)

Pak Prof bertanya kepada kami, pernahkah terpikirkan bahwa Allah SWT selalu menjawab setiap bacaan Al-Fatihah yang kita baca di dalam sholat? Hal itu ditemukan penjelasannya dalam sebuah hadis qudsi, kata Pak Prof.

Benar, saya baru tahu jika Allah selalu menjawab setiap kali kita membaca ayat-ayat Al-Fatihah di dalam sholat. Maklum, ilmu saya masih dangkal sekali.

Lanjut Pak Prof, ketika kita membaca “Alhamdulillahirabbil ‘alamiin“, maka Allah menjawab, “Hamba-Ku telah memujiKu” …. ( …. (dst, silakan baca selengkapnya pada tautan di atas)

3.  Zikir pagi dan petang

(Pencerahan ketiga dari Prof.  Kalau yang ini tidak ada tulisannya di blog, saya tulis di laman Facebook) Ketika jalan-jalan di Lombok kemarin, saya sekamar dengan Prof Iping Supriana. Usai sholat maghrib, beliau bertanya kepada saya, “Pernah dengar nggak sayyidul istighfar?”

“Belum”, jawab saya polos, maklum ilmu saya masih jauuuh di bawah .

“Kalau dibaca setiap pagi dan sore, maka kita dijamin menjadi ahli surga”, lanjut Pak Prof.

Saya manggut-manggut, penasaran, seperti apa sayyidul istighfar itu sehingga membacanya pagi dan petang maka jika kita mati akan menjadi ahli surga.

Segera deh saya langsung gugling di Internet, dan dapatlah penjelasannya. Sayyidul istighfar adalah penghulunya istighfar atau the king of istighfar. Istighfar ini merupakan bacaan istighfar yang seharusnya menjadi nomor urut pertama apabila kita ingin membiasakan membacanya, artinya jangan sampai bacaan sayyidul istighfar ini ditinggalkan, sementara bacaan istighfar yang lainnya selalu dibaca.

Begini bunyi dzikir sayidul istighfar:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي، فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

ALLAA-HUMMA ANTA RABBII LAA ILAAHA ILLA ANTA KHALAQTA-NII WA ANA ‘ABDUKA WA ANA ‘ALAA ‘AHDIKA WA WA’DIKA MAS-TA-THA’-TU A-‘UUDZU BIKA MIN SYARRI MAA SHANA’THU ABUU-U LAKA BINI’-MATI-KA ALAYYA WA ABUU-U LAKA BI DZAM-BII FAGH-FIR-LII FAINNAHUU LAA YAGH-FIRUDZ DZUNUUBA ILLAA ANTA

yang artinya:

“Yaa Allah, Engkau adalah RabKu, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkau yang telah menciptakan aku, aku hambaMu, aku senantiasa dalam ikrarku kepadaMu (untuk mengesakan-Mu) dan janjiMu (kepadaku untuk membalas dengan surga karena tauhidku) sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepadaMu dari kejelekan perbuatanku. Aku akui segala nikmat yang Engkau berikan kepadaku dan aku akui dosa-dosaku, maka ampunilah aku. Karena tiada yang bisa mengampuni dosa selain Engkau.”

Tentang keutamaan sayyidul istighfar, begini hadisnya:

Dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Sayyidul Istighfar adalah bacaan: ….beliau menyebutkan doa di atas. Kemudian beliau menyebutkan keutamaannya:

“Barangsiapa yang membaca do’a ini dengan penuh keyakinan di sore hari, kemudian dia mati pada malam harinya maka dia termasuk ahli surga. Dan barangsiapa yang membacanya dengan penuh keyakinan di pagi hari, kemudian dia mati pada siang harinya maka dia termasuk ahli surga.” (HR. Al Bukhari 5522)

Subhanallah, Maha Suci Allah SWT.

Yuukk… mari membaca Isayyidul istighar ini pagi dan petang, sehingga jika kita mati pada siang atau malamnya, maka Allah menjadikan kita ahli syurga.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Demikianlah kenangan saya dengan guru kami, Prof. Iping Supriana. Semoga beliau mendapat tempat yang layak di Sisi-Nya, dan amal sholehnya diterima oleh Allah SWT. Amin. Selamat jalan, Prof.

Pos ini dipublikasikan di Seputar Informatika. Tandai permalink.

5 Balasan ke In Memoriam Prof. Iping Supriana

  1. Rido Hidayat berkata:

    Mantap bro tulisannya, jangan lupa jalan2 ke blog ku juga ya. Heheheh…

  2. zunif berkata:

    Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, smg bpk prof iping supriana khusnul khotimah, dosa2nya diampuni, dan amal ibadahnya diterima Allah SWT, dan ditempatkan disisiNya amin.

    Salam kenal pak dosen, izin follow blog anda, untuk menjalin persahabatan, semoga berkenan. Terimakasih 🙂

  3. Fitri nurandini berkata:

    Terimakasih Om Rinaldi sudah membuatkan catatan yang indah untuk Almarhum Papaku. Setiap membaca ini selalu menangis terharu. Terimakasih Om, salam hormat, Pipit

  4. Pipit berkata:

    Iya Om, aku Pipit. Papa sering bgt cerita dulu tentang Pak Rinaldi, bilangnya…

    terimakasih ya Om saya nulis balasan ini pun sambil menangis hehe.. teeharu, bahagia dan kangen Papa

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.