Kecanduan “Game Online” Bagaikan Narkoba

Artis dan para pesohor memakai narkoba mungkin sudah biasa. Mereka seperti orang yang bingung menghabiskan uangnya untuk apalagi, lalu dicarilah kebahagiaan semu dengan mengkonsumsi narkoba. Mula-mula ikut-ikutan akhirnya ketagihan karena kecanduan. Maka, jika para artis atau orang terkenal sering digerebek karena mengkonsumsi serta memperjualbelikan narkoba (seperti kasus penangkapan Raffi Ahmad cs baru-baru ini), itu berita yang sudah basi.

Jika para artis dan orang terkenal kecanduan narkoba, maka kalangan pelajar dan mahasiswa saat ini kecanduan game online. Mereka tahan duduk berjam-jam di depan komputer bermain game yang terhubung dengan internet. Kalau sudah main mereka sering lupa segala-galanya, lupa belajar, lupa tidur, dan mungkin lupa sekolah/kuliah. Padahal bermain game online tidak hanya melelahkan stamina, tetapi juga menguras uang (untuk membayar akses internet).

Pengaruh buruk bermain game online (termasuk video games yang tidak menggunakan internet seperti PS2) pada anak sudah banyak dibahas di berbagai media, misalnya anak menjadi agresif, berbicara kasar, kurang bersosialisasi, mengganggu pertumbuhan, dan sebagainya (baca tulisan ini: Efek Bahaya Dari Kecanduan Games Online). Namun tidak hanya itu saja, anak bahkan sampai nekat mencuri agar bisa terus bermain game online di warnet. Sudah banyak berita atau tulisan yang membahas kecanduan game online ini dapat membuat anak berperilaku kriminal (baca ini: Kecanduan-Game-Online-Anak-Bisa-Kriminal). Di Bandung baru-baru ini ada seorang anak mencuri motor agar dapat memperoleh uang untuk bermain game online di warnet (baca berita ini). Kasus terbaru adalah sekumpulan bocah SD yang membobol rumah dan mencuri barang di dalamnya untuk dijual sebagai biaya bermain game online (Baca: 7-siswa-dibawah-umur-nekat-mencuri-karena-kecanduan-game-online).

Contoh sebuah game online

Contoh sebuah game online

Anda jangan kaget jika game online tidak hanya membuat candu anak-anak, bahkan mahasiswa pun ada yang “terjerumus” kecanduan game online. Kasusnya terjadi pada mahasiswa ITB, kebetulan mahasiswa di lingkungan fakultas saya. Nilai-nilai kuliahnya anjlok.. jlok..jlok, bahkan terancam drop out (DO), setelah ybs kecanduan game online. Bisa dimengerti kenapa anjlok sebab ia jarang kuliah, tidak ikut ujian, dan tidak membuat tugas kuliah. Untung saja kasus ini dapat diketahui oleh dosen walinya sehingga orangtuanya dipanggil ke kampus. Namun untuk melepaskan si mahasiswa dari kecanduan game online rupanya tidak mudah, dia perlu didampingi dua orang piskolog sekaligus untuk melepaskan ketergantungannya pada game online. Seperti apa terapinya saya kurang tahu. Yang jelas dukungan dan perhatian dari orangtua, teman, dan lingkungan sangat dibutuhkan dalam proses melepaskan ketergantungan game online tersebut.

Saya tidak mendengar kabar selanjutnya tentang mahasiswa yang kecanduan game online tersebut, namun sekarang ganti mahasiswa di bawah perwalian saya sendiri yang terkena candu game online. Program TPB-nya (tingkat 1 di ITB) sangat kritis, dia terancam D.O sebab sebagian besar mata kuliah TPB-nya tidak lulus. Kesempatan terakhir tinggal pada semester ini saja untuk menyelamatkan nasibnya di ITB. Parah, parah, parah!

Mungkin anda berpikir bahwa mahasiswa pecandu game online tersebut jika diarahkan dengan baik dapat menjadi game developer kelak. Sepertinya logikanya gampang, orang yang maniak game tentu dapat menjadi pembuat game. Namun saya sangsi, bagaimana dia dapat menjadi pembuat game jika sebagain besar waktunya habis untuk bermain game. Kapan berpikirnya? Harus dihentikan dulu maniaknya bermain game, baru dia bisa diarahkan menjadi seorang pengembang game.

Pos ini dipublikasikan di Pendidikan. Tandai permalink.

47 Balasan ke Kecanduan “Game Online” Bagaikan Narkoba

  1. Heri Purnomo berkata:

    game online, ini menjadi keprihatinan saya juga dengan anak saya yang kelas 6 SD. Saya kadang bingung antara kasihan dan harus tegas melarangnya. Terasa sebagian nilai mata pelajaran anjlok, padahal dulu pernah rangking satu dan sekarang 10 besar saja tidak masuk.

    Haruskah dengan total melarang atau membatasi waktu bermainnya?
    mungkin itu sisi negatif internet, di mana sekarang di rumah bisa bermain 24 jam dengan berlangganan paket.

    mungkin punya tips yang solutif pak?
    salam kenal.
    HP

    • rinaldimunir berkata:

      Bapak bisa baca tips dari tulisan ini: http://tipkecantikan.com/bunda-anak/parenting/tips-cara-mencegah-dan-mengatasi-anak-kecanduan-game-online/

      Tips Cara Mengatasi Anak Kecanduan Game Online

      1.Expose Anak ke Aktifitas Lain

      Kita bisa meminta anak kita untuk bergabung dalam suatu kegiatan positif yang tidak melibatkan hal-hal secara online.

      2.Tamasya Keluarga

      Ajak mereka untuk pergi ke pantai atau keluar kota di mana mereka akan menikmati alam dengan keluarga dan teman-teman mereka.Dengan melakukan ini,kita dapat mengekspos mereka keluar dan pada saat yang sama membuat mereka offline untuk beberapa waktu.

      3.Kegiatan Olahraga

      Kegiatan lain seperti olahraga dapat membantu anak melupakan game online. Ajaklah anak pergi ke taman untuk bermain basket,sepak bola atau baseball.Ini akan membantu mereka mengatasi kecanduan game online.

      4.Ekstrakurikuler Sekolah

      Doronglah anak kita untuk ikut ekstrakurikuler sekolah sepeti misalnya menari,menyanyi,akting seni atau sepak bola.Hal ini dapat berfungsi sebagai gangguan untuk kegiatan online mereka.Dengan demikian dapat membuat mereka menjadi lebih bersosialisasi dan menikmati waktu bersama orang lain secara fisik.

      5.Kegiatan Agama

      Ajak meraka untuk ikut mengaji di masjid terdekat untuk belajar membaca Quran dan belajar sholat.Aktifitas ini tidak hanya dapat membantu mereka secara fisik dan mental,tetapi juga dapat membantu mereka secara rohani yang pada gilirannya dapat membuat mereka menjadi anak yang lebih baik.

      • rinaldimunir berkata:

        Atau tips dari tulisan yang ini: http://ciricara.com/2012/02/22/ciricara-cara-atasi-anak-yang-kecanduan-main-game-online/

        1. Pengawasan. Jika Anda mulai merasakan bahwa si anak mulai kecanduan pada game online, sebaiknya segera larang si anak untuk bermain game online. Agar lebih aman lagi, pengawasan orangtua terhadap anak sangatlah penting. Cobalah untuk mengawasi kegiatan yang dilakukan anak setiap hari. Dengan begitu si anak tidak akan berani main game meski dengan cara sembunyi-sembunyi.

        2. Simpan Semua Alat Yang Digunakan Untuk Main Game Online. Anda harus tegas kepada anak agar si anak tidak kecanduan main game. Segera sita peralatan yang sering digunakan anak untuk main game dan biarkan anak bersosialisasi dengan teman-temannya di luar. Ini sangat baik untuk perkembangan mentalnya.

        3. Memberi Jadwal. Jika Anda tidak tega menyita semua mainannya, Anda bisa memberikannya peraturan. Cobalah untuk membuat jadwal kapan waktunya belajar dan bermain game online. Tentunya ini akan mendidik anak untuk disiplin dan dijamin tidak akan kecanduan game online lagi. Tapi, tetap pengawasan Anda sangat berpengaruh pada tingkat kesuksesan cara ini. Jadi terus awasi anak Anda

        4. Bermain Bersama Anak. Cobalah menghabiskan sebagian waktu Anda untuk bermain dan bercanda bersama anak. Berusahalah menjadi orangtua dan teman yang baik untuk anak Anda. Dengan begitu si anak perlahan akan melupakan game online-nya dan lebih memilih bermain bersama Anda.

        5. Jangan Beri Uang Jajan Lebih. Sekarang banyak sekali warnet yang menyediakan aplikasi untuk bermain game online. Karenanya bisa saja anak Anda memilih bermain di warnet setelah Anda melarangnya bermain game online di rumah. Agar hal ini tidak terjadi, lebih baik jangan beri anak Anda uang jajan lebih agar dia tidak bisa pergi ke warnet. Bermain game online memang mempunyai manfaat, tapi bermain game secara berlebihan itu tidak baik. Jadi, terus awasi anak Anda agar tidak kecanduan game online

    • Raze berkata:

      bagi kalian par orang tua , silahkan kunjungi artikel berikut untuk mengetahui dampak baik / buruk game online bagi anak anda http://www.boringrise.com/baik-mana-game-online-di-rumah-atau-di-warnet/

  2. Heri Purnomo berkata:

    terima kasih tipsnya pak, akan saya coba, meski sebagian sudah. 🙂

    • rinaldimunir berkata:

      Saya punya saran tambahan Pak: jangan menggunakan internet berlangganan di rumah (seperti Speedy) agar anak bapak tidak leluasa bermain internet/game online setiap waktu. Pakai flash modem dan kartu GSM saja saja pak, sebab kalau internet pakai modem + kartu GSM, dijamin tidak kuat untuk game online.

    • rinaldimunir berkata:

      Betul mas, pengalaman saya di rumah begitu. Kami tidak menggunakan Speedy, tetapi pakai modem saja yang aksesnya tidak cocok buat geme online. Modem juga saya simpan sehingga anak tidak leluasa menggunakannya. Anak saya setelah tahu internet dengan modem tidak kuat main game online, akhirnya tidak minta main game online lagi. Paling-paling pakai modem hanya buat fesbuk saja.

      Dalam hal ini, yang paling diatas daripada itu semua, sikap tegas orangtua sangat penting untuk menyelamatkan anak dari kecanduan game.

    • Rahma berkata:

      Pak, apakah saya boleh tahu berkenaan dg anak bapak mengenai sekolahnya?. Kebetulan anak saya saat ini kls 6 dan kecanduan game online. Kami hampir putus asa untuk mengeluarkannya dari kecanduan tsb dan terlebih iya sudah mulai melakukan tindakan kriminal, mencuri uang. Dan kuatir bhw dia tidak bisa lulus sekolah meski termasuk anak yg cerdas.

  3. Ping balik: Mengatasi Kecanduan Game OnLine Pada Anak | heripurnomo.web.id

  4. dhwan berkata:

    game online itu permainan dunia maya, sebaiknya anak-anak diarahkan ke permainan dunia nyata bersama teman-temannya yang nyata juga. 🙂
    salam

  5. Wah jadi inget pas SMP dulu,pokoknya waktu main game online di warnet saya batasin sejam,makanya ga terlalu kecanduan 😀

    Sebenarnya pola ‘voucher cash’ di game online yang salah,sehingga menimbulkan niatan si anak untuk melakukan hal yang nekat

  6. Avrillia Ica berkata:

    geme online banyak sisi negatifnya,
    ade’ aq kelas 6 SD setiap pulang skolah ganti baju langsung pergi ke warnet dan maen geme online, dan efeknya setiap pulang dari warnet selalu bikin masalah n suka ngamuk ngk jelas. dan nilai – nilainya pun anjlok

  7. ferliblazzer berkata:

    Reblogged this on Blazzer Notes.

  8. Aldy Ahsandin berkata:

    Iya pak Rinaldi. Jadi developer tidak semudah memainkannya.

  9. Mamacita berkata:

    Ini lebih parah dari Narkoba. Kecanduan game online atau apapun yg ada di dunia maya bukan hanya dialami oleh anak2 & mahasiswa saja tp terjadi juga pd orang tua. Suami saya (usia 28th) kecanduan game online sampai malas usaha, tanggung jawab dia untuk kasih nafkah ke anak istri sampai gak mampu saking candu’a maen game jadi malas usaha….tapi kalau beli voucher cash, rokok & byr speedy bahkan Tukar tambah komputer yg tercanggih seharga jutaan uang’a ada terus (padahal dia tdk usaha???)…..dinasehati ortu dia & ortu saya gak mempan juga……Gaya hidup’a jadi seperti bujangan, dirumah jadi tempat nongkrong anak2 muda dibawah umurnya untuk maen game online (PB) bersama dia. Malam jadi siang, siang jadi malam. Candu kronis kan dia!…itu contoh buruk buat anak2 kami karena ia tdk bisa & tidak mau disembuhkan 😦
    Kini saya & anak2 sudah tidak tinggal serumah lagi dgn suami….dan kelangsungan biduk Rumah Tangga kami kini di ujung tanduk perceraian

    • rinaldimunir berkata:

      Saya ikut prihatin dengan kondisi rumah tangga ibu. Mudah-mudahan ibu diberikan jalan yang terbaik oleh Tuhan.

    • dot berkata:

      mbak mamacita, kondisi saya tidak jauh dari suami anda. tapi saya berusaha membatasi kecanduan ini dengan berolahraga dan melakukan aktivitas lain ( walaupun nyatanya hanya sesekali saya memberanikan diri untuk lari pagi, berenang, dll dll) bahkan dengan kondisi seperti ini saya tidak berani menikah, karena yang saya takutkan justru terjadi pada anda.
      tetapi mbak, saya tetap berniat mau menikah ( walaupun sekarang belum ada calonnya) dan kecanduan gameonline ini, akan saya tekan kan bukan untuk prioritas, tetapi akan saya coba hilangkan dengan semangat dari istri saya untuk meminta di nafkahi, karena bagi saya tidak menafkahi istri dan anak2 sama saja dengan menelantarkan mereka, sama saja kita tidak menikah ( alias bujangan, seperti yang mbak sampaikan) dengan kondisi saya , saya memang masih bujangan, tetapi saya khawatir sampai kapan saya akan begini terus. semoga ada pencerahan. * saya punya motor, laptop, dan kontrakan, teapi saya juga tidak bekerja juga, dan memang duit selalu saja di usahakan ketika mengenai masalah internet dan game.

  10. Rahayu Nugroho berkata:

    Seperti yg sy alami, putra kami yg tertua skrng udah duduk di semester 4 fakultas tehnik arsitektur brawijaya, gagal segalanya untuk meraih cita2 itu dikarenakan KECANDUAN GAMES ONLINE, sy mohon saran yg tepat bagaimana cara untuk mengatasi atau solusi untuk anak yg udah besar ini, krn dgn kata2 udah bosan mengingatkan tindakan apalagi yg harus diambil sebagai orangtua. Terima kasih

  11. Raze berkata:

    bagi kalian par orang tua , silahkan kunjungi artikel berikut untuk mengetahui dampak baik / buruk game online bagi anak anda http://www.boringrise.com/baik-mana-game-online-di-rumah-atau-di-warnet/

  12. firmanpratama berkata:

    metode yang dapat diterapkan adalah dengan membawa anak ke klinik hipnoterapi yang sudah berpengalamn dalam menangani kecanduan game online, bisa membaca disini http://www.pusathipnoterapi.wordpress.com

  13. Budi Handoyo berkata:

    Turut prihatin dengan anak-anak zaman sekarang. Di warnet lingkungan tempat tinggal saya, anak-anak masih belum istirahat di rumah walau sudah jam 2 subuh (entah di mana peran orangtua mereka mengayomi anak-anaknya).
    Lima tahun yang lalu saya pernah kecanduan dengan game online. Seluruh perhatian saya seakan dicurahkan ke sana. Rela hujan-hujanan untuk ke warnet, makan tidak teratur, uang saku hanya disisakan untuk main game online. Untunglah saya bisa terlepas dari game online karena kala itu ada kesibukan lain yang menghampiri.
    Game online memang bagus untuk hiburan di saat-saat tertentu, tetapi usahakan jangan berlebihan memainkannya. Sesuatu yang ‘overdosis’ pasti akan ada dampak negatifnya.

    • dot berkata:

      ya, makanya saya membutuhkan kesibukan lain yang dapat mengalihkan kesibukan memikirkan bermain game online ini saja. tetapi di beberapa tempat, dari bermain game, dapat menjadi Rupiah, ketika menjual item-item dalam rupiah, tetapi kembali lagi, sama saja bekerja di game online. semoga ada kesibukan menghampiri saya sehingga saya dapat mengalihkan pikiran saya agar tidak terus memikirkan gameonline ini terus. amin

  14. dot berkata:

    sebelumnya saya ingin menyampaikan mas, waktu saya kuliah, saya dulu sempat kecanduain permainan adventure nya Playstation, seperti resident evil, 1,2, 3 , silent hill 1, 2, 3 dll, sehingga boleh dibilang, saya wktu itu “Menamatkan” semua permainan adventure Playstation, sehingga itu berlanjut ke PS2, dan sekarang gameonline, namun prestasi saya waktu itu Turun dari IPK 3,52 menjadi 3,25 . dan itu lupa waktu, saking suka nya dengan puzzle permainan. namun tidak sampai DO apalagi di Universitas sebesar anda ITB ( yang menjadi impian saya kuliah) saya hanya lulusan universitas swasta saja akreditasi A. , semoga pelajaran saya dapat menjadi pelajaran bagi teman anda.
    salam..

  15. eve berkata:

    saya juga punya masalah. mertua saya pnya ruko deket rumah mereka yg ada warnetnya, suami saya (27 tahun) mengelola ruko itu, setiap hari suami saya pulang tengah malem atau pagi alasannya lembur, sering saya pergoki sedang main games online, setiap hari, tidur subuh bangun siang, kerja2 sambil main games begitu terus, waktu itu saya masih tinggal di rumah mertua, dari hamil besar, anak saya baru lahir, saya sering ditinggal sampe subuh, kami ribut setiap hari, saya sering pulang ke rumah ortu. sekarang saya sudah bbrp bulan pindah ke rumah ortu bersama suami, tp suami saya malah sering gak pulang, seminggu bisa cm 3x pulang atau jam 11 malem ke atas baru pulang, pernah saya gak tahan saya samperin dia ke sana pdhl jarak rumah ortu saya dan ortunya jauh tengah malem, dia lg main games. nafkahi kami jd lalai, gak ingat waktu, janji2 palsu, bohong terus, bisa 3 hari gak mandi. dia pernah nangis karena dia ngerasa gak bisa lepas dari games online.. saya suka gak tahan, saya nangis setiap hari, mungkin ini sepele, tp saya yg alamin hari2 dan saya gak bisa ungkapin semua di sini. saya rasa mau cerai tp sbnrnya suami saya baik sekali, sayang sm saya dan anak saya… saya bingung bgt..

    • scrap berkata:

      mbak eve, sebenarnya saya punya solusi untuk suami anda, sebenarnya suami anda harus bertemu sesama gamer yang sudah berhenti, karena mereka-mereka yang sudah berhenti tau solusinya apa.. yaitu bersosialisasi. dia harus punya temen sosialisasi baru, ada yang ngajak dia jalan, olahraga, jalan-jalan ke luar kota, ngumpul-ngumpul di tempat lain, bisnis, dll, dll.. selain di depan compie. itu berhasil untuk saya, :). dan juga sebenarnya anda dan suami anda masih sangat muda. saya saja sudah 30 thn sudah berhenti di sekitar umur 29 an.

  16. Ryan Fahmi berkata:

    ini sih udh parah gan , klo saya sih main game online kuliah klo ujian, quis , dan tugas2 pasti di utamakan baru dah main game lagi 😀

  17. Luft berkata:

    Sy pernah kecanduan game online di tingkat 2 & 3, nilai saya hancur gak karuan. Knapa bisa sampai kecanduan? Krna dulu sy kuliah gak ada motivasi. Sy emang pgn bgt masuk ITB, tp begitu masuk sy ngerasa puas dan gak pny target selanjutnya, jadilah sy kuliah seenak jidat, aplagi jauh dr orang tua (gak ada yg ngelarang).

    Untungnya kemudian sy ketemu motivasi, sy sadar, dan segera tobaaaatttt.. Sy pun punya target utk lulus dgn ipk X.XX dan pgn kerja di YYY, tentunya menyesali + mengutuki diri ndiri ngapain dulu buang2 waktu main gem!? Tp mo gmn lg hehehe skrg cm bisa berjuang keras n memanfaatkan waktu sebaik2nya. Gak akan terjerumus ke hal bodoh lg, kapoooookkk ~___~”

  18. Gie berkata:

    artikel nya bagus gan..
    ane kebetulan lagi neliti kecanduan game online,jadi ini ane jadiin nara sumber yah gan 😀
    makasih sebelumnya 😀

  19. Arrofi berkata:

    Gue mau kuliah nih gan mksih bwat postingan and coment bagusnya

  20. wibowo berkata:

    memang gak gampang menghilangkan kebiasaan main game online, jujur saya pribadi tergolong pecandu, klo boleh share aja nih mungkin alasan saya main ini bisa menjadi alasan anak anda ataupun anggota keluarga anda yg tidak secara langsung anda ketahui penyebabnya kenapa bisa kecanduan. awalnya saya main game hanya sebagai iseng melepas kepenatan masalah orang tua yg berpoligami, dari situ saya berfikir curhat ke tmn sama saja menceritakan keburukan keluarga saya, bermaksud hati mencari kesenangan pribadi ditengah permasalahan orang tua bermain game dan curhat bersama teman di dunia maya, yah paling tidak dia tidak tau siapa saya karna saya menggunakan identitas palsu. seiring berjalannya waktu itu menjadi kebiasaaan, disaat ada masalah slalu melampiaskan ke game online sampai akhirnya hari ini. dari lubuk hati yg terdalam sangat ingin sekali berhenti dan berubah untuk jadi manusia yg lebih dewasa dalam berfikir dan bertindak sebagaimana mestinya. tidak adanya org terdekat yg mendukung menjadikan hal ini terulang kembali. T_T

  21. Dennis berkata:

    Saya juga sebenarnya pecandu game online yang mulai populer di Indonesia sejak kira2 tahun 2004. Mungkin saya termasuk yang beruntung tidak terjebak ke dalam candu permainan online. Kalau dari pandangan saya, yang membuat orang kecanduan game online itu ada beberapa hal,
    1) Ingin menjadi yang “terhebat” di dunia maya. Bisa menjadi “the first” di dalam game online seperti sudah menjadi tujuan para playernya, contoh menjadi level tertinggi pertama, memilik item yang langka pertama, menjadi pahlawan/hero dalam, dll. Hal ini addictive, karena kalau tidak diawasi (baik dari diri sendiri maupun orang tua), bisa jadi hal-hal yang tidak wajar dapat terjadi, contoh: mengeluarkan uang yang tidak perlu untuk mencapai hal diatas, tidak tidur berhari-hari bahkan bolos kerja demi mengejar status maya.
    2) Sebagai lahan usaha, jual beli mata uang di game dengan mata uang asli. Kenyataannya memang banyak pemain yang mencari penjual jasa ini sebagai jalan singkat untuk menjadi “the best”. Akibatnya banyak juga pemain yang menangkap peluang ini dan menjadikan sebagai tujuan utama mereka bermain, istilahnya mereka ini adalah “farmer”. Kadang uang yang didapat lumayan besar, sehingga banyak yang menganggap mereka bisa mendapat uang dengan mudah dari game, yang ujung2nya mereka meluangkan hampir seluruh waktu mereka hanya utk ini.
    3) Pembentukan komunitas maya. Di dalam game rata2 ada yang namanya “guild” atau “clan”. Rata2 player login hanya untuk basa basi dengan rekan2 di guild/clan tersebut. Dan terlebih bila rekannya tersebut adalah lawan jenis. Fenomena ini kalau saya perhatikan tidak jauh berbeda dengan Yahoo Messenger, selain kita bisa chatting dengan pemain lain, kita juga bisa berinteraksi di dalam game yang diwakilkan oleh avatar maya. Ini salah satu penyebab pemain selalu ingin kembali ke online game, untuk berinteraksi.
    Hal diatas bisa membuat orang dewasa kecanduan apalagi untuk anak kecil. Perlu pengawasan lebih dari orang tua dan kesadaran extra dari diri sendiri bahwa itu semua sifatnya adalah sementara. Kepuasan yang didapatpun hanya bersifat sementara, setelah itu apa? Itu yang harus diingat.

  22. Ping balik: Lagi, Mahasiswa Korban Kecanduan “Game Online” | Catatanku

  23. abdullah berkata:

    WES,,,SAYA SUDAH MULAI KECANDUAN game rf online– begadang buat main,,,, sekarang installan sudah saya hapus,,car saya jual,,, biar saya gak bisa login lagi.
    mohon do’ANYA ALL 😦 🙂

    • bro berkata:

      ntar main lagi. 🙂 kalo lagi nganggur/bengong/ga ada kerjaan. saya sudah sering hapus instalaan, jual char. ntar bikin lagi.kangen :))

  24. Namira Azzahra berkata:

    Saya juga mengalami hal yang sama. sebenarnya Saya tau hal ini sebelum saya menikah, saya pikir ketika sudah menikah hal ini akan hilang, namun ternyata yang Saya lihat suami Saya makin kecanduan main game online. Pertama Saya tau adalah ketika saya kebangun malam2, saya melihat jam di pk 04:00 dan saya melihat suami saya asyik sekali main game.Saya kaget dan marah dan minta dia segera tidur karena paginya harus berangkat lagi. itu terjadi di bulan pertama Saya menikah. inilah yang menyebabkan pertengkaran terjadi di rumah tangga kami. kian hari Saya liat tiap malam suami saya main game sampai subuh, Saya sebagai istri tidak bisa berbuat banyak karena setiap saya complainkan hal ini, suami saya selalu menjawab dengan nada tinggi dan tidak jarang dia bahkan menyakiti diri sendiri seperti benturin kepala ke dinding, kalau sudah begitu saya hanya bisa menangis.Saya sangat sayang dan sangat mencintai suami saya, tapi saya ga punya daya… jantung saya tidak kuat ketika dia marah banting pintu atau ketika dia menyakiti dirinya sendiri.Kalau sudah begitu saya hanya terdiam lemes dan seluruh badan saya terasa tidak punya kekuatan sama sekali.

    Saya berusaha koreksi diri Saya, Saya akui Saya ketika di rumah masih bawa kerjaan kantor, hal ini dikarenakan tuntutan profesi saya sebagai customer service yang juga harus standby memonitor kerjaan team di luar jam kantor. betul saya tidak begitu mengurus suami saya, dikarenakan ketika pulang kerja saya sudah kelelahan.
    di 7 bulan pernikahan Kami, suami saya memilih berhenti bekerja dengan alasan salary kecil namun kerjaan banyak ditambah kondisi manajemen yang tidak bagus. disini Saya betul2 di tuntut untuk harus lebih giat lagi bekerja karena otomatis penghasilan kami hanya dari gaji saya. selama nganggur ini suami Saya main game hapir 24jam, sering lupa makan, lupa tidur dan juga lupa sholat. terkadang saya lelah dan sangat frustasi dengan keadaan ini, namun saya bertahan karena saya tidak ingin orang tua kami mengetahui keadaan kami. its complicated 😦

  25. Khairul berkata:

    adek saya kecanduan main gameonline sampai2 gak pernah makan, gak pernah sholat, semua cara gak ada yg mempan sampai-sampai seluruh keluarga besar stres gara2 dia aja gimana nyembuhinnya

  26. fatur berkata:

    dulu juga ane pas semester 3 kecanudan banget ama game online dari zynga poker, gara-gara teman ane ngajak ke warnet malam2 dulu sih coba2,,ehh tak taunya penasaran pengen terus maen ampe gak tau waktu. kuliah jarang masuk, tidur subuh bangun siang,,,malam jadi siang siang di jadikan malam. Tapi berkat kaka cewe ane yang selalu melarang dan menasehati ampe kaka cewe ane nangis…mikirin perilaku ane gan…

    saran ane siih banyak2 sosialisasi di lingkungan, banyak2 olahraga seperti futsal dLL..
    dan skarang alhamdulillah Kuliah lancar, kaka cewe ku pun tersenyum kembali..

  27. benny the gamer berkata:

    Gampangnya begini saja. Penggunaan berbagai game online di indonesia diblokir aja kyak situs2 bokep. Kan beres permasalahan. Psikolog gak bakal efektif mengatasi ribuan gamer addict di indonesia. Trust me, it will be very effective (y)

  28. sulastri subagya berkata:

    Contoh kasusnya lebih dirinci,supaya lebih mengena

  29. fika berkata:

    seseorang (Remaja) dinyatakan kecanduan game, telah mengenal atau memainkan game online minimal berapa waktu? (contoh: minimal sudah memainkan atau terpapar minimal 1 tahun) dan dalam sehari itu memainkan game berapa jam maksimalnya atau sebaiknya berapa jam sekali main game online dalam sehari?

  30. Ping balik: Tugas Softskill 2 | indiprasetyo

  31. mulyo hadi berkata:

    Seakan kehabisan kata, saya tidak mampu berkomentar panjang. PRIHATIN !!! Dan sangat setuju bila dikatakan game sama dengan narkoba ! Sekali lagi PRIHATIN !!! Maaf, terpaksa membuka aib keluarga. Istri saya yang usianya hampir 50 tahun pun pernah 8 jam nonstop terbuai game.
    Kalau ada yang mau berkomentar, kalau tidak keberatan tolong langsung ke email saya: mlyhadi@gmail.com

  32. Keponakan saya sudah kelas 3 SMU, sudah dua bulan tidak sekolah dan les semua gara gara game online sampai melakukan berbagai cara memanipulsi nilai sekolah. Bagaimana menghadapi anak seperti ini. Tks

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.